Projek Mata Kuliah Branding in Strategic Communication: Brand “Eco-Box”
Brand “Eco-Box”, Oleh Mila Sari, Mahasiswi Master of Strategic Marketing Communication Program Studi Magister Ilmu Komunikasi-BINUS Graduate Program, Dosen Pembina: Dr. Muhammad Aras, S. Pd., M. Si. & Tim Pengajar
Latar Belakang Project
Isu mengenai global warming di berbagai penjuru dunia kini menjadi perhatian banyak orang. Adanya isu ini juga turut merubah pola hidup masyarakat menjadi lebih lebih peduli dengan lingkungan walaupun belum sepenuhnya masyarakat sadar akan hal ini. Global warming setidaknya mampu membawa masyarakat untuk lebih sadar dengan apa yang mereka konsumsi dan gunakan. Salah satunya yaitu dalam hal kemasan produk, kini produk ramah lingkungan mendapatkan tempat tersendiri di hari konsumen. Packaging atau pengemasan merupakan salah satu unsur terpenting dari produk pangan maupun non pangan. Karena produk yang dikemas dengan baik dapat menjadi jaminan perlindungan untuk produk yang dibeli oleh konsumen. Kemasan juga dapat dijadikan alat komunikasi antara pelaku usaha dengan konsumen. Kemasan pada produk juga mampu menarik perhatian konsumen. Semakin berkembangnya zaman, perilaku konsumen saat ini mulai berubah, termasuk dalam hal kesadaran atas perlindungan pada alam. Menurut Orzan, Cruceru, Bălăceanu & Chivu (2018), kemasan ramah memiliki empat fungsi pemasaran yang berbeda (Orzan, Cruceru, Bălăceanu & Chivu, 2018:1): 1. Berisi dan melindungi produk 2. Peran kemasan adalah untuk mempromosikan produk 3. Kemasan memfasilitasi daur ulang 4. Mengurangi kerusakan lingkungan Menurut Carlson dalam Orzan, Cruceru, Bălăceanu & Chivu (2018), kemasan ramah lingkungan harus memiliki manfaat bagi konsumen, aman dan sehat bagi individu dan masyarakat sepanjang siklus hidupnya (Orzan, Cruceru, Bălăceanu & Chivu, 2018:1). Akhir-akhir ini, perhatian pemerintah dan non pemerintah juga terus menggaungkan pelaku bisnis untuk menggunakan kemasan ramah lingkungan guna mencegah kerusakan lingkungan. Penggunaan produk ramah lingkungan kini dijadikan masyarakat sebagai gaya hidup untuk menunjukkan sikap pro terhadap permasalahan lingkungan dan kepedulian terhadap bumi demi keberlangsungan hidup atau sustainable living.
Berangkat dari permasalahan lingkungan ini, maka dari itu Eco-Box hadir sebagai alternatif kemasan yang ramah lingkungan bagi para pelaku bisnis UMKM. selain sebagai alternatif, kemasan ini mampu memberikan nilai lebih kepada brand. Selain itu terdapat beberapa kelebihan menggunakan kemasan ramah lingkungan seperti, dapat digunakan kembali, mudah terurai, meningkatkan citra bisnis, dan meningkatkan brand value. Melihat hal ini, Eco-Box menilai bahwa permasalahan lingkungan dan tren gaya hidup masyarakat yang mulai menyadari pentingnya produk ramah lingkungan bisa dijadikan kesempatan dalam membangun usaha sekaligus menjadi langkah kecil dalam menyelamatkan lingkungan.
Tujuan Project
Tidak dapat dipungkiri lagi bahwa pada masa ini, konsumen mulai menyadari arti pentingnya kemasan yang ramah lingkungan. Tujuan dari project Eco-Box ini yaitu untuk membantu pelaku UMKM dalam meningkatkan brand value di mata konsumen dan menjadi alternatif kemasan ramah lingkungan. Selain itu dengan menggunakan kemasan Eco-Box, pelaku bisnis juga turut andil dalam mendukung program PBB Sustainable Development Goals (SDG) poin 12 mengenai pola konsumsi dan produksi yang berkelanjutan. Penggunaan bahan ramah lingkungan juga perlu didukung oleh desain yang unik dan menarik sehingga desain yang Eco-Box buat mampu membuat produk pelaku UMKM lebih unggul dari pesaing dan mampu menarik minat pelanggan. Desain kemasan merupakan hal yang sangat penting, karena itulah yang akan membentuk interaksi awal calon pelanggan dengan produk yang dijual. Orang akan melihat dan mempelajari produk untuk pertama kali dan tentunya akan membentuk kesan pertama mereka berdasarkan tampilan kemasan. Maka disinilah brand identity bekerja. Mengembangkan brand identity yang unik bagi usaha yang dijalankan sangat penting dalam mengkomunikasikan brand yang dijual dan menciptakan customer loyalty.
Objek Branding
Nama Brand & Filosofinya – Eco-Box merupakan brand baru yang bergerak dibidang packaging atau kemasan. Brand ini memiliki arti dan filosofi pada nama dan logo yang diberikan. Nama Eco-Box diambil dari bahasa Inggris, eco dalam bahasa Inggris memiliki arti yaitu ramah lingkungan. Sedangkan box dalam bahasa Inggris berarti kotak. Sehingga Eco-Box merupakan kotak yang ramah lingkungan. Selain itu filosofi pada logo Eco-Box ialah pada logo brand Eco-Box, terdapat gambar daun hijau yang terletak di atas kotak yang tersusun. Warna hijau merupakan warna yang identik dengan alam, sehingga warna hijau dapat menggambarkan simbol kehidupan dan kesuburan. Gambar daun berkembang yang terletak di atas logo brand juga memiliki arti adaptasi, karena sejatinya daun dapat bertumbuh dan beradaptasi sesuai dengan iklim di sekitar. Selain itu daun hijau melambangkan ramah lingkungan, dimana kemasan dari Eco-Box dapat diurai lagi oleh tanah di akhir masa penggunaannya. Tidak hanya itu, kemasan ini juga dapat didaur ulang dan tidak berbahaya untuk lingkungan. Kemasan ini nantinya juga ikut berperan aktif dalam solusi krisis sampah plastik. Kotak yang di bawah memiliki arti bahwa Eco-Box hadir dari berbagai macam varian ukuran, jadi ukuran ini akan disesuaikan dengan kebutuhan mereka.
Visi, Misi dan Tujuan Brand.
Visi: Eco-Box berkomitmen untuk membangun bisnis kemasan ramah lingkungan dengan mengurangi penggunaan kemasan plastik sekali pakai, serta membantu pelaku bisnis UMKM dalam meningkatkan brand value melalui kemasan yang menarik. Misi: 1. Eco-Box menggunakan material yang ramah lingkungan 2. Memberikan pengalaman yang berbeda pada konsumen dengan kemasan yang lebih menarik, variatif, dan ramah lingkungan 3. Selalu berinovasi dan beradaptasi sesuai dengan tren yang ada.
Tujuan Brand: Tidak dapat dipungkiri, perubahan lingkungan yang terjadi saat ini akibat penggunaan plastik. Hal ini membuat Eco-Box hadir untuk bisa memberikan alternatif kemasan yang menarik dan dapat meningkatkan brand value, sehingga customer mendapatkan pengalaman yang berbeda saat berbelanja. Disamping itu semua, pelaku bisnis juga dapat ikut berperan dalam mendukung program PBB Sustainable Development Goals (SDG) poin 12 mengenai pola konsumsi dan produksi yang berkelanjutan. Eco-Box juga berusaha menjawab kegelisahan mengenai isu lingkungan yang dihadapi dengan menjual produk kemasan eco friendly. Karena lingkungan yang terjaga akan menjadi sebuah keuntungan tersendiri bagi makhluk yang ada di dalamnya.
Target Market. Target market merupakan orang yang akan dijadikan target dalam penjualan produk yang dibangun. Untuk mendapatkan target market yang tepat, pelaku bisnis perlu memperhatikan beberapa karakteristik seperti demografi, usia, gender, dan lain-lain. Dengan mengetahui target market yang akan disasar maka pelaku bisnis dapat mengetahui langkah yang akan diambil untuk menjangkau konsumen, sehingga tujuan akhirnya yaitu konsumen akan membeli produk yang dipasarkan. Target market Eco-Box yaitu merupakan pelaku bisnis UMKM di Indonesia. Pelaku UMKM dirasa tepat karena menurut data Badan Pusat Statistik pada Oktober 2020, jumlah UMKM di Indonesia menguasai 99,9% unit usaha di Indonesia. Jumlah usaha mikro dan kecil mencapai 64,13 juta unit dari total 64,19 juta. Sedangkan jenis usaha menengah mencapai 60 ribu unit atau sekitar 0,09%. Dari jumlah data tersebut, Eco-Box percaya untuk menyasar target dari pelaku bisnis UMKM, karena memiliki potensi yang cukup besar.
Tools / Media Marketing. Pada era digital saat ini, semua hal dapat dilakukan dan dikendalikan melalui teknologi dengan memanfaatkan fasilitas internet. Teknologi digital saat ini memiliki banyak fungsi, tidak hanya sebagai alat untuk memperoleh informasi, namun juga dapat digunakan sebagai sumber profit perekonomian. Media promosi merupakan alat atau mediator yang mewadahi promosi sebuah brand. Biasanya produk yang sedang dipromosikan akan diletakkan pada beberapa media promosi untuk menyebarkan informasi dan menarik pelanggan. Pemilihan media promosi tidak boleh sembarangan, mengingat ini akan berpengaruh pada tingkat keberhasilan promosi. Jika ide promosi brand sudah luar biasa, namun eksekusi nya, dalam hal ini pemilihan media promosi, salah, semuanya akan sia-sia saja.
Data Kementerian Koperasi & UKM per September 2020 mencatat penjualan UMKM melalui e-commerce sebanyak 3,1 juta transaksi per hari. Selain itu data yang dikeluarkan oleh Katadata Insight Center per April 2021, Indonesia menempati posisi nomor satu pengguna layanan e-commerce tertinggi di dunia dengan persentase 88,1%. Berdasarkan data tersebut, e-commerce seperti Shopee, Tokopedia, dan Blibli.com menjadi salah satu media marketing yang digunakan oleh Eco-Box. E-commerce sangat membantu pebisnis untuk mempromosikan produk dan barang mereka untuk menjangkau lebih banyak lagi pelanggan. Selain itu juga terdapat media lainnya untuk melakukan marketing seperti media sosial Instagram dan facebook. Kedua jenis media ini dipilih karena dianggap mampu meningkatkan pangsa pasar dengan jumlah pembeli yang besar, sehingga tidak menutup kemungkinan dapat menjangkau kota-kota di luar yang sudah ditargetkan oleh Eco-Box. Dengan menggunakan e-commerce dan media sosial, tentunya dapat membantu untuk menurunkan biaya operasional, karena tidak ada biaya sewa, listrik, dan biaya perawatan, biaya-biaya tersebut dapat dialokasikan untuk keperluan lainnya seperti untuk iklan ataupun promo. E-commerce dan sosial media juga dapat memberikan informasi yang jelas terhadap produk kepada customer seperti deskripsi produk, material produk, harga, fungsi, ukuran produk. Peningkatan pengguna e-commerce dan media sosial yang terus bertumbuh secara positif dari tahun ke tahun tentunya menjadi peluang yang cerah bagi pelaku bisnis UMKM. Selain menggunakan e-commerce dan media sosial, Eco-Box juga menggunakan marketing tools seperti Shopee Ads, Tokopedia Ads, dan Grab Ads. Tujuannya yaitu agar dapat meningkatkan awareness dan penjualan produk Eco-Box ke target audiens yang sudah disasar. Dengan menggunakan ketiga media ini tentunya proses penjualan dan pemasaran produk ke customer menjadi lebih mudah, praktis, dan terjangkau.
Strategi branding. Eco-Box memiliki beberapa strategi branding yang akan diterapkan dalam menjalankan bisnis berdasarkan weakness yang sudah dipaparkan, yaitu seperti: 1. Menggunakan produk berkualitas dengan tambahan bahan laminating Sebagai pelaku bisnis, tentu sudah seharusnya menyadari bahwa kemasan yang digunakan untuk mengemas produk adalah hal yang terpenting, karena hal ini dapat mempengaruhi penjualan. Karena kesan pertama dari customer adalah kemasan produk yang digunakan. Maka dari itu Eco-Box sadar bahwa bentuk dan kualitas suatu kemasan adalah hal terpenting, selain menjadi identitas suatu produk, daya tarik, dan alat promosi, kemasan juga dapat menjadi alat untuk meningkatkan daya saing. Melihat hal ini maka Eco-Box tidak ingin menyia-nyiakan kesempatan, tentu semakin unik suatu kemasan maka produk yang dijual semakin menarik perhatian para customer. Selain membuat kemasan khusus untuk produk baju, makanan, dan kostum kemasan, Eco-Box juga membuat produk khusus untuk kemasan minuman. Penjual tidak perlu khawatir karena di dalam kemasan sudah ditambahkan bahan laminating, guna untuk mencegah kebocoran pada makanan berminyak maupun kemasan minuman yang bersuhu dingin. 2. Melakukan stock pada beberapa ukuran Kelemahan pada Eco-Box yaitu perlu memakan waktu hingga 3-4 hari untuk melakukan pembuatan pada kemasan. Untuk meminimalisir lamanya waktu pemesanan, maka Eco-Box membuat beberapa stock kemasan dengan berbagai jenis ukuran umum yang banyak digunakan oleh pelaku bisnis. Sehingga customer yang memesan produk pada Eco-Box tidak perlu menunggu lebih lama untuk mendapatkan produk. Kecuali mereka yang ingin melakukan custom box, maka hal ini perlu memakan waktu dari segi desain dan produksi kemasan yang diinginkan. 3. Memasang iklan pada beberapa platform Untuk meningkatkan penjualan di tengah banyaknya kompetitor, maka diperlukan ads melalui e-commerce atau ads melalui beberapa platform seperti Shopee Ads, Tokopedia Ads, dan Grab Ads yang dapat menjangkau target lebih luas. 4. Kolaborasi dengan komunitas pecinta lingkungan dan influencer. Salah satunya yaitu dengan komunitas Zero Waste Indonesia, sebuah komunitas berbasis online. Sesuai dengan namanya, komunitas ini mencanangkan gaya hidup ramah lingkungan, yaitu dengan memberikan solusi-solusi dalam meminimalisir produksi sampah, sebagai bentuk upaya menjaga kelestarian lingkungan. Di dalam kampanye yang digerakkan, mereka mengimplementasikan 5R, yaitu Refuse, Reduce, Reuse, Recycle, dan Replant. Kolaborasi bisa dalam bentuk webinar online dengan mengedukasi masyarakat terkait pentingnya meminimalisir produksi sampah atau dalam bentuk support donasi. Jadi setiap customer yang membeli produk Eco-Box sama dengan telah berdonasi untuk komunitas. Selain itu juga terdapat kolaborasi dengan influencer, tujuannya untuk membantu meningkatkan penjualan, menjangkau audiens sesuai target dari audiens influencer, dan membangun koneksi bersama dengan pihak di luar Eco-Box. 5. Customer Relationship Management Di tengah persaingan banyaknya produk serupa, agar customer tetap konsisten dan loyal, maka dibutuhkan pengelolaan hubungan baik. Dengan begitu, maka customer tidak akan lari ke produk atau brand lain. Salah satunya dengan mendengarkan saran atau memberikan hadiah. Misal, pada pembelian kelima maka mereka akan mendapatkan diskon sekian persen. 6. Mengikuti pameran Cara lain yang cukup efektif sebagai branding adalah dengan mengikuti berbagai pameran atau bazar sesuai dengan bisnis produk agar lebih dikenal. Misalnya yaitu pameran AllPack Indonesia, pameran packaging yang rutin diselenggarakan di JIEXPO Kemayoran.
Kesimpulan
Meningkatnya permasalahan lingkungan membuat masyarakat sadar akan pentingnya menjaga kelestarian lingkungan. Permasalahan mengenai lingkungan juga menggeser dan merubah pola hidup masyarakat. Mereka mulai sadar akan pentingnya menjaga lingkungan dengan mengurangi penggunaan alat-alat yang dapat merusak lingkungan dengan mengurangi penggunaan limbah plastik. Selain itu, Eco-Box melihat bahwa permasalahan lingkungan bisa dijadikan opportunity baru dalam berbisnis. Salah satunya dengan tren bisnis yang saat ini sedang ramai yaitu menggunakan kemasan ramah lingkungan. Selain bisa berkontribusi dalam menjaga lingkungan, penggunaan kemasan ramah lingkungan ini juga bisa membuat produk menjadi lebih estetik, elegan, dan mampu meningkatkan daya saing dengan kompetitor. Dengan menggunakan kemasan yang menarik, tentu konsumen akan mendapatkan pengalaman berbelanja yang baik dan mereka juga ikut andil dalam menjaga kelestarian lingkungan.
Daftar Pustaka:
Adıgüzel, S. (2020). Market and brand positioning and sustainability strategies in international marketing. International Journal of Scientific Research and Management, 8(9), 9-24.
Boboev, L. K. D. (2021). Effect Of Marketing Communication In Promoting Organizational Sales. A Case Study Of Lada Uzbekistan Company. The American Journal of Applied sciences, 3(5), 257-264.
Davis, M. (2017). The fundamentals of branding. Bloomsbury Publishing.
Gelder, Sicco Van. (2003) Global Brand Strategy—Unlocking Brand Potential Across Countries,Cultures & Markets. London: Pentonville Road.
Lee, J. L., James, J. D., & Kim, Y. K. (2014). A reconceptualization of brand image. International Journal of Business Administration, 5(4), 1.
Lukáč, M., Stachová, K., Stacho, Z., Bartáková, G. P., & Gubíniová, K. (2021). Potential of Marketing Communication as a Sustainability Tool in the Context of Castle Museums. Sustainability, 13(15), 8191.
Nguyen, A. T., Parker, L., Brennan, L., & Lockrey, S. (2020). A consumer definition of eco-friendly packaging. Journal of Cleaner Production, 252, 119792.
Orzan, G., Cruceru, A. F., Bălăceanu, C. T., & Chivu, R. G. (2018). Consumers’ behavior concerning sustainable packaging: An exploratory study on Romanian consumers. Sustainability, 10(6), 1787.