Projek Mata Kuliah Branding in Strategic Communication: Brand “THE VERSE”
Brand “THE VERSE”, Oleh Maraya Afina Putri, Mahasiswi Master of Strategic Marketing Communication Program Studi Magister Ilmu Komunikasi-BINUS Graduate Program, Dosen Pembina: Dr. Muhammad Aras, S. Pd., M. Si. & Tim Pengajar
Latar Belakang Project
Pengguna internet di Indonesia terus mengalami peningkatan yang sangat tajam, perkembangan teknologi merupakan faktor utama penyebab melonjaknya pengguna internet di Indonesia. Internet menjadi media yang banyak di gunakan oleh masyarakat Indonesia untuk memenuhi kebutuhan informasi guna menunjang kebutuhan yang mereka butuhkan maupun untuk menunjang aktivitas mereka. Hal ini terjadi karena pada dasarnya kebutuhan setiap individu sangatlah beraneka ragam, sehingga adanya kebutuhan inilah yang menimbulkan motif untuk menemukan informasi pada sebuah media yang paling dianggap tepat. Akibatnya muncul berbagai cara dan strategi untuk mendapatkan informasi tersebut. Dari meningkatkan pengguna internet di Indonesia, mulai bermunculan berbagai industri memasuki Digital Business, hal ini semakin memudahkan masyarakat Indonesia untuk memenuhi kebutuhan mereka dan prosesnya cepat dan masyarakat pun menerima dengan aman sesuai kebutuhannya. Musik merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dalam kehidupan seharihari. Dari pelosok dunia dikenal berbagai upacara-upacara tradisional yang menggunakan musik untuk mempengaruhi perilaku psikologis. Orang-orang mendengarkan musik untuk tujuan yang berbeda dalam setiap aktivitasnya, beberapa menggunakan music untuk berelaksasi dan beberapa untuk meningkatkan produktifitasnya. Pada era modern seperti sekarang ini, manusia cenderung melakukan aktivitas yang tidak dapat dipisahkan dari komputer, laptop, tab, dan smartphone. Kecenderungan manusia untuk selalu berinteraksi melalui komputer, smartphone melalui internet dapat disebut sebagai gaya hidup digital. Gaya hidup digital dapat di gambarkan dalam dua hal yang paling utama yaitu mobilitas dan media. Mobilitas disini dapat didefinisikan sebagai aktivitas yang dapat dikerjakan secara remote dan dapat dilaksanakan dari dan diberbagai tempat. Sedangkan media dapat diartikan sebagai sarana yang dapat menggambarkan suatu hal yang sedang atau telah terjadi. Media dapat berupa gambar, video, audio, ataupun komposisi ketiganya (Boll, 2008). Gaya hidup digital cenderung membawa manusia untuk menghabiskan sebagian besar 6 waktunya didepan perangkat digital baik untuk bekerja ataupun untuk berhubungan dengan relasinya melalui media sosial (Salehan and Negahban, 2013). Kenyamanan menjadi prioritas utama bagi para pelaku digital lifestyle. Di Indonesia, seperti di negara-negara lainnya, pelaku musik membuat sebuah komunitas. Komunitas pelaku musik ini terdiri dari pelaku music, tim dibalik layar, dll. Biasanya, komunitas ini akan selalu mengadakan kegiatan pada saat mereka naik panggung, atau saat dihelatkan event-event music besar. Namun, karena adanya pandemic Covid, mereka hanya mengandalkan social media dan zoom saja. Aktivitas yang biasa dilakukan oleh komunitas ini serba terbatas. Ajang tampil yang biasa mereka lakukan saat kondisi tidak pandemic pun jadi sulit untuk dilakukan. Melihat adanya kebutuhan ini, The Verse hadir untuk mengisi kekosongan ini. dengan memberi sebuah wadah / platform yang mumpuni, memberi kegiatan untuk dilakukan oleh komunitas music
Tujuan Project
Melihat kebutuhan dari lapangan, yaitu tidak adanya wadah / platform untuk berkumpul bagi komunitas musik, tujuan The Verse adalah untuk membantu musisi tanah air, dari mulai musisi baru, hingga musisi senior. Dalam platform ini, semua member yang telah bergabung, dapat berinteraksi secara virtual, belajar secara virtual, dan juga memamerkan karyanya di sini. The Verse diharapkan dapat menjawab kebutuhan komunitas sebagai alternatif dalam berkomunikasi antar komunitas.
Objek Branding
Nama Brand & Filosofinya -The Verse memiliki banyak arti. Dalam struktur sebuah lagu, Verse adalah pengantar sebuah lagu sebelum lagu masuk ke bagian chorus, atau dalam Bahasa Indonesia dikenal dengan kata “bait”. The Verse juga merupakan kependekan dari “Universe” yang berarti semesta. Dua istilah ini digunakan untuk menggambarkan bahwa The Verse adalah “hal pertama” atau “pusat” industri musik Indonesia. Pada logonya, The Verse menggunakan typography dan sebuah bentuk segitiga yang mewakilkan brand/merknya. Font yang digunakan adalah Viga, warna yang dipilih adalah hitam. Warna hitam mewakilkan keberanian dan kekuatan. Selain itu, warna hitam juga memberikan kesan elegan. Bentuk segitiga dikenal dengan kedinamisannya, perkembangannya, juga dikenal dengan ketegarannya, stabilitas, dan menembus batas. Unsurnya yang memiliki 3 lambang ini, dalam dunia metafisika merupakan lambang dari raga, pikiran, dan jiwa. Bentuk segitiga ini juga merupakan lambang dari huruf “V” yaitu huruf dari the Verse. Huruf ini merupakan simbol dari Victory (kemenangan), Vibes (suasana), dan Version (versi), jika dituang dalam 1 kalimat dapat menjadi “If we can go together in the same vibes, we can be the version of us and get the victory of our life” yang artinya “jika kita berada dalam satu atmosfir yang sama, kita bisa menjadi diri kita versi terbaik, dan mendapatkan kemenangan dalam hidup.”
Visi, Misi dan Tujuan Brand. Visi dari The Verse adalah menjadi platform berkumpulnya komunitas pelaku musik dan pencinta music. Misi dari The Verse adalah memberi ruang bagi musisi berbakat untuk berkarya. The Verse terbuka untuk seluruh lapisan musisi, dari mulai musisi yang masih sangat baru, musisi yang masih merintis, sampai musisi senior.
Brand Strategy.
Menurut Schultz dan Barnes (dalam Gelder, 2005), brand strategy dapat diartikan sebagai manajemen suatu merek dimana terdapat berbagai kegiatan kegiatan yang mengatur semua elemen-elemen yang bertujuan untuk membentuk suatu brand. Menurut Gelder (2005), yang termasuk ke dalam elemen brand strategy antara lain: 1. Brand positioning Positioning merupakan suatu konsep untuk menempatkan produk- produk yang terdapat di pasar berdasarkan persepsi dan preferensi konsumen atas suatu produk. Menurut Gelder (2005), brand positioning adalah suatu cara untuk mendemonstrasikan keunggulan dari suatu brand (merek) dan perbedaannya dari kompetitor yang lain. Positioning sering disebut sebagai suatu strategi untuk memenangi dan menguasai benak pelanggan melalui produk yang ditawarkan. Menurut Kotler dan Amstrong (2008), ada tiga langkah dalam menentukan strategi positioning, yaitu: mengindentifikasi keunggulan, memilih keunggulan bersaing yang tepat, dan mengkomunikasikan dan menyampaikan posisi yang telah dipilih. Hal ini dibuktikan dengan fitur yang dimiliki oleh The Verse, dan tidak dimiliki oleh kompetitornya. Kompetitor yang ada saat ini adalah 18 Billboard.com, Myspace, bandcamp, soundcloud, hingga Spotify, Apple Music, dan Joox. Fitur premium yang menjanjikan bahwa The Verse dapat memberikan fitur yang tidak bisa didapatkan di tempat lainnya. Dalam menentukan brand positioning, seringkali positioning ini tergambarkan dengan adanya brand positioning map. Brand positioning map ini berfungsi untuk menjelaskan lebih lanjut mengenai kelemahan dan kekuatan The Verse jika dibandingkan dengan brand pesaing-pesaingnya. 2. Brand identity Brand identity atau identitas merek adalah seperangkat asosiasi merek yang unik. Asosiasi-asosiasi ini mencerminkan kedudukan suatu merek dan merupakan suatu janji kepada konsumen dari anggota organisasi. Identitas merek akan membantu kemantapan hubungan diantara merek dan pelanggan melalui proposisi nilai yang melibatkan manfaat fungsional, manfaat emosional atau ekspresi diri (Kotler & Keller, 2006). Menurut Gelder (2005), brand identity merupakan kumpulan dari aspek-aspek yang bertujuan untuk menyampaikan suatu brand, latar belakang, prinsipprinsip, tujuan, dan ambisi dari brand itu sendiri. Dalam hal ini, The Verse memilih bentuk segitiga dan warna neon untuk mewakili identitas The Verse sebagai logo. Bentuk ini menggambarkan sebuah kedinamisan, dan warna neon menggambarkan atmosfir anak muda. Sub-tagline yang dipakai oleh The Verse adalah “community helps community” tagline ini diharapkan dapat mewakilkan brand ini secara menyeluruh. 3. Brand personality Brand personality ialah cara yang bertujuan untuk menambah daya Tarik dengan memberikan karakteristik pada suatu brand. Dengan memanfaatkan hubungan antar komunitas yang kuat, The Verse diharapkan dapat menjadi brand yang memiliki personality yang menggambarkan komunitas music itu sendiri. Ketika seseorang masuk ke dalam platform The Verse, mereka dapat berkomunikasi dengan komunitas dengan mudah.
Target Market. Pasar atau market tempat dimana penawaran perusahaan bersaing ditentukan oleh lima faktor utama: Pelanggan yang kebutuhannya ingin dipenuhi oleh penawaran dari perusahaan; Perusahaan yang mengelola penawaran; Kolaborator yang bekerja dengan perusahaan dalam penawaran ini; Pesaing atau Kompetitor dengan penawaran yang menargetkan pelanggan yang sama; dan Konteks ekonomi, teknologi, sosial budaya, peraturan, dan fisik yang relevan di mana perusahaan beroperasi. (Alexander Chernev, 2018). The Verse menargetkan komunitas kuat yang sudah terbentuk dari sejak lama. Dengan memberikan wadah untuk komunitas musik yang telah terbentuk, target market yang disasar oleh The Verse adalah pelaku musik, dan pecinta musik. Berumur 15-35 tahun, yaitu umur yang dapat dikatakan produktif dan masih dalam tahap exploring. The Verse adalah platform untuk belajar, dan bertemu dengan sosok-sosok senior dalam komunitas yang dapat memberikan ilmu untuk konsumen. Selain komunitas atau musisi, The Verse juga menargetkan label musik, distributor musik, dan event organizer. Label music diharapkan dapat mencari “benihbenih” musisi yang penuh dengan talenta dalam The Verse yang berisi member ratusan bahkan ribuan musisi. Distributor musik juga diharapkan dapat mengambil benefit dari komunitas yang telah terbentuk untuk bisnisnya, bisa mendapatkan insight dan tak menutup kemungkinan untuk artis / label. Sedangkan keuntungan EO dari bergabung dengan The Verse adalah merka bisa menentukan siapa yang menjadi bintang untuk event-eventnya di kemudian hari.
Tools / Media Marketing. Tools marketing yang dipakai oleh The Verse adalah social media, Youtube, dan juga ads berbayar. Social media yang dimaksud disini diantaranya ialah Facebook, Twitter, Instagram, dan TikTok. Selain social media, tools yang akan di push adalah Youtube. Karena Platform ini 100% online, maka ads berbayar juga sangat diperlukan disini. Selain tools marketing dari owned media (media yang dimiliki oleh The Verse) itu sendiri, The Verse akan memanfaatkan Key Opinion Leader (KOL) sebagai pihak yang memberi review tentang The Verse itu sendiri.
Kesimpulan
Laporan project ini bertujuan untuk mengelaborasi The Verse dari segi branding, maksud dan tujuan dari berbagai alat branding dan promosi dari The Verse. Branding The Verse pada dasarnya adalah untuk menyasar komunitas music yang internet-savvy dan memiliki kebutuhan untuk berinteraksi dengan komunitas didalamnya. The Verse diharapkan hadir untuk mengisi kekosongan ini, mengingat keterbatasan pandemi yang menyulitkan berbagai pihak, bahkan hanya untuk berkegiatan saja. Mengingat keterbatasan ini juga membuat orang harus “melek” digital, The Verse hadir sebagai medium untuk menghubungkan pelaku musik dan pencinta musik.
Daftar Pustaka:
Bennet, A., & Bennet, D.H. (2008).The human knowledge system: Music and brain coherence. The Journal of Information and Knowledge Management Systems, vol. 38, no. 3.
Dass, S., & Sethi, R. (2019). Global business review. Drivers of Brand Engagement: The Role of Brand Communities.
Kennedy, J., & Soemanagara , D. (2006). Marketing Communication – Taktik dan Strategi. Jakarta: PT Buana Ilmu Populer.
Kotler, P., & Keller, K. L. (2012). Marketing Management 13rd Edition. New Jersey: Pearson Parentice Hall, Inc.
Prisgunanto, I. (2006). Komunikasi Pemasaran, Strategi, dan Taktik. Jakarta: Ghalia Indonesia
Salehan, M., & Negahban, A. (2013). Social networking on smartphones: When mobile phones become addictive. Computers in Human Behavior, 29(6).