Projek Mata Kuliah Branding in Strategic Communication: Brand “ANXIOUS CREATION”

Brand “ANXIOUS CREATION”, Oleh Sarah Cristin, Mahasiswi Master of Strategic Marketing Communication Program Studi Magister Ilmu Komunikasi-BINUS Graduate Program, Dosen Pembina: Dr. Muhammad Aras, S. Pd., M. Si. & Tim Pengajar

 

Latar Belakang Project

Bisnis merupakan wadah yang dapat meningkatkan suatu peluang bagi banyak peluang, akan tetapi bisnis tidak dapat bertahan lama jika tidak ada perencanaan yang baik. Hal ini di perlukan strategi branding yang baik untuk menjalankan pemasaran suatu produk yang akan di pasarkan. Branding salah satu alat untuk pemasaran dalam hal pemasaran. Branding merupakan kegiatan komunikasi suatu lembaga atau perusahaan untuk membesarkan nama perusahaan tersebut. Pada konsep bisnis yang dilakukan penulis yaitu bisnis clothing dengan nama Anxious Creation berdiri pada tahun 2020. Nama anxious creation memiliki arti tentang kecemasan/ketakutan/mental disorder. Berawal dari situasi pandemi yang menyerang pada tahun 2020, menyebabkan banyak hal yang terhambat salah satunya yaitu bisnis. Kebijakan yang diambil pemerintah ini berdampak pada goyahnya berbagai sektor kehidupan, di antaranya sektor ekonomi dan bisnis. Setiap orang harus dirumah saja, bekerja di rumah, belajar di rumah, transaksi di rumah, bahkan ibadah pun di rumah. Ini berdampak pada para pelaku usaha, terutama para pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM), Usaha Mikro dan Kecil (UKM), maupun pelaku usaha skala besar. Akan tetapi hal itu tidak menutup peluang untuk berkarya. Maka dari itu lahir sebuah ide dengan harapan dapat menyalurkan gangguan tersebut ke sebuah karya seni. Setiap bisnis atau perusahaan dengan menekuni pemasaran untuk produk yang akan dijual telah memproses dan menghasilkan suatu produk melalui proses tertentu di kemas dan diberikan nama yang biasanya 6 mencerminkan citra produk tersebut. ANXIOUS memiliki kata yang dilihat lumayan kelam akan tetapi memiliki suatu pengharapan dibalik kecemasan seseorang. Membangkitkan dan melawan rasa ketakutan. Era pandemic banyak sekali jiwa muda terhambat untuk bekarya, banyak yang membuat ide terhambat untuk terus maju. Hal ini menyebakan bisnis ini tercipta dengan melawan rasa kecemasan untuk melakukan terobosan dalam bekarya, sekaligus menuju kesuksesan. Dikarenakan Logika yang mendasari ekstensi merek adalah penularan kekuatan merek ke dalam produk yang akan dipromosikan. Karena merek sudah memiliki ekuitas dan mempunyai komunikasi dengan konsumen maka pasar akan lebih siaga menerima produk yang muncul dengan merek produk. Dengan adanya konsep yang memiliki arti kekuatan dalam menghadapi hambatan suatu hal yang merupakan citra merek dan makna yang akan di sampaikan ke masyarakat.

Menurut Hanry Simamora (2000), citra merek (brand) yang kuat menawarkan kepada sebuah organisasi beberapa keunggulan penting. Karena nama merek membedakan suatu produk dengan produk pesaing lainnya identitas merek yang kuat akan menimbulhan suatu keunggulan yang kompetitif yang besar. Sebuah merek (brand) yang dikenali komunitas pembeli akan mempengaruhi minat beli atau pembelian ulang. Merek atau branding adalah sebuah nama, istilah, symbol, atau desain untuk mengedentifikasikan suatu produk. Pemberian merek berlaku atas semua barang dan jasa. Semua itu merupakan tugas penulis untuk menanamkan image suatu merek dan produk, sehingga image yang positif selalu di ingat olah konsumen dan akan menimbulkan daya beli atau minat beli kembali terhadap produk yang akan di pasarkan oleh merek yang sama. Dan tentunya dari pihak pembuat merek harus bisa membuat inovasi-inovasi baru yang tidak meninggalkan kualitas, sehingga akan membuat konsumen lebih perhatian terhadap merek tersebut, dengan uraian tersebut menarik untuk dibahas tentang pentingnya.

Tujuan Project

Tujuan dalam melakukan bisnis untuk terus dapat bekarya melawati bisnis yang dilakukan memberikan wadah untuk para pekerja seni ilustrasi Menghasilkan produk fashion dengan kualitas terbaik dan memberikan sebuah wadah untuk para pekerja seni illustrasi, untuk menyalurkan karya-karya mereka. Dan juga Menjadi salah satu brand lokal terbaik di Indonesia dan sukses untuk menginpisarasi jiwa muda untuk tidak berhenti untuk bekarya. Tujuan selanjutnya yaitu proposal mengenai branding dengan judul Branding In Strategic Communication Anxious Creation dapat menjadi pedoman untuk strategi pemasaran untuk dapat di contoh bagi pembisnis untuk memasarkan produk dengan konsep-konsep yang memiliki strategi yang baik dalam pemahaman pemasaran.

 

Objek Branding

Nama Brand & Filosofinya – Berikut adalah nama brand bisnis penulis dapat dikatakan bahwa bisnis ini new brand yang dilaksanakan oleh penulis. Pemilihan kata pada brand yaitu ANXIOUS, Mengapa ? berdasarkan nama yang menjadi acuan untuk membuat bisnis yaitu dengan melalui kecemasan dan kekhawatiran tapi tidak menutup kemungkinan untuk berkarya di masa yang sulit. Penulis dan team melakukan pembaharuan kata-kata yang dapat menjadi acuan untuk berkembang, di era yang sulit tidak dapat menghentikan suatu perilaku untuk bekerja keras. Akan tetapi melalui konsep yang pada dasarnya terlihat kelam tetapi memiliki karya yang luar biasa untuk seseorang yang ingin berkembang untuk melakukan terobosan baru dan memiliki jiwa untuk bekarya melalui seni yang diciptakan dalam brand ANXIOUS. Sebuah brand yang baik dengan mempunyai kualitas di dalamnya mengetahui siapa mereka dan sangat obsesif dalam memantau bagaimana konsumen melihatnya dan melihat suatu brand memiliki makna. Branding mengidentifikasi dan memastikan konsumen melihat tidak hanya brand yang sering ditemukan di pasaran lainnya. Bahwa filosofi dasar branding itu mencakup pengembangan identitas korporat, berkomunikasi secara efektif dan secara terus menerus berkembang untuk lebih baik. Dapat dikatakan filosofi dari setiap brand suatu cara untuk berkomunikasi dengan konsumen dengan memperlihatkan identitas yang ada pada brand tersebut. Mungkin dalam produk 20 banyak sekali pesaing, akan tetapi suatu makna dan konsep yang berbeda yang dapat meningkatkan kualitas brand dan menguatkan identitas pada brand itu sendiri.

Visi, Misi dan Tujuan Brand.

Berdasarkan pendapat dari Wibisono (2006), Visi merupakan rangkaian kalimat yang menyatakan cita-cita atau impian sebuah organisasi atau perusahaan yang ingin dicapai di masa depan. Menurut Wibisono (2006) Misi merupakan rangkaian kalimat yang menyatakan tujuan atau alasan eksistensi organisasi, yang memuat apa yang disediakan oleh perusahaan kepada masyarakat, baik berupa produk ataupun jasa. Maka dari itu penulis mempunya visi & misi yang harus dijalankan dan diwujudkan. Dalam bisnis dengan tidak adanya tujuan yang jelas makan suatu produk tidak dapat berjalan dengan baik, maka dari itu penulis harus dapat mempunyai tujuan yang jelas untuk mendapatkan kesuksesan. Pengertian misi juga dapat diartikan sebagai tujuan dan alasan yang memberikan arah sekaligus batasan proses pencapaian tujuan. Misi pada dasarnya hanya bukan usaha formal untuk memperjelas apa yang dikehendaki, namun misi merupakan tahapan aksi yang akan dilaksanakan dari visi yang telah ada, guna mencapai suatu tujuan. Untuk itu penulis memiliki visi&misi yang dapat meningkatkan produk/jasa yang akan diberikan kepada masyarakat yang berkaitan dengan pencapaian tujuan perusahaan: Visi : Menjadi salah satu brand lokal terbaik di Indonesia Misi : Menghasilkan produk fashion dengan kualitas terbaik dan memberikan sebuah wadah untuk para pekerja seni illustrasi, untuk menyalurkan karya-karya mereka.

Target Market. Bisnis merupakan sebuah undian yang tidak bisa diprediksi dan penuh perjuangan untuk meningkatkan bisnis dari awal hingga sukses. Ada banyak hal yang harus kita lakukan demi mendapatkan bisnis yang lancar dan laris di pasaran. Ada hal penting yang harus diperhatikan yaitu menentukan target pasar. Trik penting yang harus dilakukan untuk menjalani bisnis. Salah satunya yakni menentukan target market. Target pasar bisa dibilang sebagai standar dari kualitas produk. Dengan adanya target pasar, dapat membuat produk yang sesuai dengan kebutuhan konsumen, minat konsumen, dan juga harga yang sesuai dna mampu dibeli oleh mereka. Tanpa adanya target pasar, produk mungkin akan sulit bertahan di pasaran. Maka dari itu penulis melihat target pasar yang sesuai konsep bisnis ANXIOUS yang memiliki peluang untuk menjalankan startegi marketing dalam pemilihan pasar. Yaitu dengan pemilihan target : • Dengan memilih umur 16 tahun hingga 40 tahun, bisa di pakai oleh pria dan Wanita. Usia sampai dengan 40 tahun tentunya bisnis penulis akan berkembang dalam bentuk seni dengan melihat target dan kebutuhan pelanggan dan terus melihat fenomena yang dapat meningkatkan startegi marketing. • Komunitas-komunitas juga yang dipilih untuk target selanjutnya. Dengan prospek yang lebih banyak pembelinya. Tentunya hal ini dalam bentuk organisasi dengan kapasitas banyak orang yang dapat meningkatkan profit bisnis. Komunitas music misalkan dan anak-anak kuliah yang memiliki organisasi atau acara-acara khusus.

Tools / Media Marketing. Media marketing yang digunakan untuk pemasaran produk ANXIOUS ialah : Media sosial dinilai bisa menjadi wadah bagi karya, ide, tanggapan, opini, bahkan media untuk mengekpresikan keadaan yang terjadi. Hanya dengan membuat akun pribadi, para pengguna bisa menuliskan kemudian mempublikasikan karya maupun tanggapannya pada publik. Salah satunya adalah media sosial Instagram adalah aplikasi gratis untuk berbagi foto yang memungkinkan penggunanya untuk mengambil foto dan selanjutnya berbagi kepada publik. Instagram salah satu social media yang trend saat ini. Yang tadinya social media biasa, sekarang sudah berkembang untuk membantu para pembisnis dalam menjalankan bisnis dalam pemasaran produk. Pemilihan media marketing selanjutnya yaitu untuk bisnis ANXIOUS adalah e-commerce. E-commerce merupakan akses belanja online yang mudah untuk mendapatkan akses nya. Ditambah di era pandemic yang memaksa untuk stay at home dan E-commerce dapat membantu kebutuhan masyarakat untuk memenuhi keinginan dan belanja melalui online. Pemilihan media marketing selanjutnya yaitu social media whatsupp. Untuk dapat ber interaksi dengan pelanggan dalam pemasanan produk.

 

Kesimpulan

Suatu bisnis tidak akan berjalan lancar jika tidak adanya komunikasi yang jelas. Pemasaran sangat penting untuk dilakukan, akan tetapi tidak semua bisnis tentang bagaimana penjualan semakin naik dari tahun ke tahun, terlalu fokus kepada profit akan menjadi strategi yang sia-sia untuk dilakukan tanpa adanya strategi yang dapat mempertahankan profit tersebut. Tidak hanya mengenai produk untuk dapat mempengaruhi penjualan, ada hal yang harus diperhitungkan yaitu Brand communication atau komunikasi merek adalah cara perusahaan untuk menciptakan ide atau citra positif suatu merek dalam bentuk wujud fisik produk maupun persepsi dari konsumen sehingga menimbulkan kepercayaan dan kepuasan terhadap merek. Adapun tujuan dari brand communication adalah untuk memperkenalkan suatu merek dan membangun reputasi atau image yang positif pada merek tersebut. Konsumen akan mengkonsumsi produk berhubungan dengan manfaat kegunaan produk, kualitas produk dan jenis produk yang pada akhirnya membentuk citra produk. Brand equity dapat memudahkan ingatan konsumen terhadap produk sehingga menjadi brand assosiation pada merk produk yang akan digunakannya, semakin produk dikenal, maka mengundang gairah konsumen untuk mengkonsumsinya sehingga target loyality konsumen akan terbentuk dan eksistensi produk tersebut semakin terjaga, inilah pentingnya brand association suatu produk, dengan ekuitas merek yang terdiri atas kesadaran merek, persepsi mutu dan berbagai assosiation dan asset merek lainnya. Menjaga eksistensi produk tersebut disarankan agar selalu memelihara citra (merk) produk yang telah beredar dengan jaminan produk yang bermutu, semakin mendekatkan diri pada kebutuhan konsumen, mudah dijangkau dan memiliki dayaguna yang maksimal serta berorientasi pada kehendak dan kepuasan konsumen.

Daftar Pustaka:

Dermawan, Wibisono, (2006), Manajemen Kinerja, Erlangga

Gelder, S.V. (2005). Global brand strategy. London: Kogan Page.

Ghodeswar, B.M. (2008). Building Brand Identity in Competitive Markets: a Conceptual Model, Journal of Product & Brand Management, Volume 17, number 1.

Griffin, J. (2003). Customer Loyalty : Menumbuhkan Dan Mempertahankan Pelanggan. Jakarta, Airlangga.

Kotler, P. & Keller, L. K. (2009). Marketing Management. 13th Ed., New Jersey: Pearson Education Ltd.

Kotler, P. (2003), Marketing Management , 11th ed., Prentice-Hall International Editions, Englewood Cliffs, NJ.

Kotler, Philip & Armstrong (2012): Marketing Management 14th Edition New Jersey: Pretice Hall

Philip Kotler, Kevin L. Keller. (2006). Manajemen Pemasaran Edisi ke 12 Jilid 1. New Jersey: Indeks.

Rangkuti, Freddy. (2013). Teknik Membedah Kasus Bisnis Analisis SWOT Cara Perhitungan Bobot, Rating, dan OCAI. Penerbit PT. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.

Schultz, & Barnes. (1999). Strategic Brand Communication Campaign. Chicago: NTC.

Simamora, Henry, 2000, Manajemen Pemasaran Internasional (jilid 1), Jakarta : Jakarta : Salemba Empat.