Projek Branding: “Wonderwall Coffee”

Brand “Wonderwall Coffee Oleh Jasmine Khanza Aulia, Mahasiswi Master of Strategic Marketing Communication Program Studi Magister Ilmu Komunikasi-BINUS Graduate Program, Dosen Pembina: Dr. Muhammad Aras, S. Pd., M. Si. & Tim Pengajar

 Latar Belakang Project

Dalam beberapa tahun ini indsutri bisnis dalam bidang coffee shop mengalami peningkatan yang cukup baik. Hal ini banyak mendorong para wirausahawan untuk membuka atau menciptakan usaha baru atau mengembangkan usaha yang sudah ada, yang sekaligus menciptakan persaingan antara coffee shop dengan begitu ketat. Dapat dilihat dari mulai menjamurnya coffee shop yang ada di Indonesia terutama di kota Bogor membuat para pengusaha coffee shop harus memberikan nilai tambah terhadap produk, jasa, dan pelayanan untuk diberikan kepada konsumen. Nilai tambah ini yang akan membuat konsumen memiliki alasan untuk memilih suatu coffee shop yang tepat dibandingkan coffee shop yang lain. Pada mulanya, minum kopi adalah kebiasaan masyarakat Indonesia yang sudah ada sejak zaman dulu kala. Indonesia adalah salah satu penghasil kopi terbaik di dunia. Aceh, Lampung, Medan, Jawa, Sulawesi adalah beberapa contoh daerah yang terkenal dengan produksi biji kopinya. Di Indonesia kopi dapat dinikmati oleh semua kalangan baik remaja, dewasa, dan juga orang tua.

Menurut mereka semua kopi adalah konsumsi harian selain makanan pokok sehari-hari. Kopi yang awalnya hanya dijual dipinggir jalan dan memiliki penampilan yang sederhana kini telah masuk kedalam mall dan hotel berbintang dengan penampilan mewah salah satunya coffee shop yang kini praktis menjual makanan berat dan juga dapat melayani konsumen yang memesan makanan kecil dan minuman. Coffee shop adalah suatu tempat yang menyediakan berbagai macam jenis kopi dan minuman non alkohol lainnya dalam keadaan santai dengan tempat yang nyaman dilengkapi dengan musik, desain interior yang memiliki ciri khas, dan memberikan pelayanan dengan ramah juga menyediakan koneksi internet nirkabel yang dapat dinikmati oleh konsumen yang datang. Pada saat ini kopi telah menjadi bagian dari gaya hidup modern. Banyak orang pergi ke coffe shop bukan hanya karna ingin mencicipi kopi yang khas dari coffee shop tersebut melainkan untuk menghabiskan waktu dan bersantai dengan rekan-rekannya maupun dengan keluarga. Sekarang ini di kota Bogor banyak terdapat kafe khusus kopi dan juga memiliki inovasi dalam pembuatan juga penyajian kopi sehingga banyak menarik konsumen untuk menikmati kopi di coffee shop yang ada.

Belakangan ini tren minum kopi telah melanda kota Bogor, terbukti dalam beberapa tahun ini banyak coffee shop yang muncul dan terus berkembang di kota Hujan ini seperti, Kopi Daong, Anthology, Finch Coffee and Kitchen, Sama Dengan, Popolo, Kopi Nako, Janjian Coffee Roasters, Death by Chocolate, Two Stories, Imah Nini, Cyrano Cafe dan banyak lagi. Usaha coffee shop di Indonesia secara umum masih menggunakan strategi konvesional, dimana calon konsumen yang datang pesan kopi dan kemudian duduk menikmati kopi di kedai kopi.

Persaingan antara coffee shop dalam menarik konsumen dilakukan dengan berbagai cara, seperti Kopi Daong di daerah Pancawati, Kecamatan Caringin, Kabupaten Bogor yang memiliki daya Tarik yaitu terhadap rasa kopinya dan juga mengandalkan spot instagramable dan sarana rekreasi yang banyak dikunjungi orang. Pada awalnya kedai kopi ini hanya menyediakan kopi. Namun, karena banyaknya permintaan dari pengunjung untuk menyediakan makanan berat, maka pada pertengahan tahun 2019 ini makanan berat juga disajikan. Lainnya yaitu ada juga Anthology Coffee yang sering memberikan pemandangan danau saat menikmati kopi dan juga promosi harga seperti Buy one get one free sehingga menarik banyak konsumen untuk datang. Pemaparan di atas sudah cukup menjelaskan bahwa bisnis kopi memang cukup menjanjikan dan memiliki segmentasi pasar yang luas. Dengan memiliki differential effect, uniqueness dan strategi branding yang lainnya maka bisnis akan tetap stabil.

Brand ini berdiri karena kegemaran kepada kopi yang dianggap sebagai teman setia dalam situasi apapun. Wonderwall Coffee akan di dirikan di kota Bogor dengan  konsep “minimalist black and white”. Dengan harga yang bersahabat Wonderwall Coffee memberikan berbagai fasilitas spot foto instagramable, menu yang menarik, alat musik bagi pengunjung yang suka akan musik, dan wifi bagi pengunjung yang hanya sekedar ingin nongkrong sambil browsing berbagai hal dari tugas kuliah sampai hal yang paling tidak penting sekalipun.

Wonderwall Coffee  di dirikan untuk kaula muda yang gemar akan berbagai macam kopi dari kopi susu sampai menu kopi areng. Wonderwall Coffee  adalah solusi yang tepat untuk bersantai, mengerjakan tugas, berbincang bersama teman-teman dan yang lainnya.

Tujuan Project. Tujuan terciptanya produk dan coffee shop ini adalah :

  1. Untuk mengetahui strategi branding yang perlu dilakukan dalam menghadapi persaingan di bidang bisnis coffee shop.
  2. Untuk belajar berwirausaha, mengembangkan kreativitas, pengetahuan dan kemampuan dari rumpun keilmuan yang kami miliki dan berdasarkan kebutuhan usaha untuk memenuhi kebutuhan masyarakat dalam kehidupan sehari-hari.

 Konsep Branding

Konsep desain minimalis dan ramah lingkungan, maka Wonderwall Coffee mengusung desain arsitektur masa kini yang memiliki beberapa nilai kenyamanan, keamanan, kebanggaan dan keindahan dan menampilkan elemen yang seperlunya saja. Tema eco-friendly digunakan untuk menyelaraskan tujuan perusahaan dan pemasaran dengan melindungi lingkungan alam dengan cara menggunakan White Paper Cup, Paper Straw, Gelas Kaca, Tatakan Gabus (dari serbuk kayu), dan Botol PET dimana bisa di daur ulang. Pada bagian luar juga terdapat ‘thought bubble’ dimana sesuai dengan definisi dari Wonderwall.

OBJECT BRANDING

Elements of Branding

Brand Identity

Brand identity merupakan asosiasi merek yang unik yang menunjukkan janji kepada konsumen. Agar menjadi efektif, identitas merek perlu beresonansi dengan konsumen, membedakan merek dari pesaing, dan mewakili apa organisasi dapat dan akan lakukan dari waktu ke waktu. (Ghodeswar, 2008).

Elemen brand adalah upaya visual bahkan kadangkala fisik yang bertindak mengidentifikasi dan mendeferensiasi suatu produk atau jasa perusahaan. Elemen brand formal seperti nama, jenis logo, dan slogan bersatu membentuk identitas visual suatu brand atau perusahaan (Kotler & Pfoertsch, 2008). Beberapa elemen brand identity adalah sebagai berikut:

Nama Brand

Gambar 1. Nama Brand

Nama brand adalah yang pertama dan mungkin ekspresi terbesar atau wajah dari suatu produk. Nama yang dipilih dengan baik untuk suatu perusahaan, produk, atau jasa dapat menjadi aset berharga, seperti halnya brand itu sendiri. Nama brand akan digunakan dalam segala bentuk komunikasi antar perusahaan dengan konsumen prospektifnya (Kotler & Pfoertsch, 2008).

Coffee shop ini mengambil nama Wonderwall yang apabila diartikan dalam bahasa Inggris yaitu ‘a metaphorical term used to describe a person, place, or event’; ‘something you find yourself thinking about constantly, and you are completely infatuated with them’ memiliki arti ‘istilah metafora yang digunakan untuk menggambarkan seseorang, tempat, atau peristiwa’; ‘sesuatu yang terus-menerus Anda pikirkan, dan Anda benar-benar tergila-gila padanya’. Kesimpulan yang dapat diambil adalah pemilik memiliki harapan agar suatu saat nanti ketika coffeeshop ini rilis, penikmat/consumer kopi dapat secara terus-menerus memikirkan, dan benar-benar tergila-gila pada coffee shop atau pada kopi itu sendiri.

Logo

Gambar 2. Logo Brand

Logo adalah tampilan grafis dari nama brand atau perusahaan. Kekuatan simbol tidak boleh dianggap remeh “karena manusia cenderung menjadi lebih mudah menerima citra dan simbol dibanding yang lainnya, logo yang kuat dapat memberi kohesi dan membangun kesadaran identitas brand, memudahkan pengenalan dan ingatan kembali” (Kotler & Pfoertsch, 2008). Dalam coffeeshop ini logo terdiri dari inisial huruf W yang merupakan singkatan Wonderwall. Warna logo hitam dan putih, karena mengangkat tema minimalist Black and White. Lalu di bagian luar juga terdapat ‘thought bubble’ sesuai dengan definisi dari Wonderwall, juga sebagaimana yang di harapkan bahwa coffee shop ini bisa menjadi sesuatu yang selalu orang-orang pikirkan.

Slogan (Tagline)

Gambar 3. Tagline

Slogan brand adalah kalimat yang mudah dikenal dan diingat yang seringkali menyertai nama brand dalam program komunikasi pemasaran. Tujuan utama slogan adalah mendukung citra brand yang diproyeksikan oleh nama dan logo brand (Kotler & Pfoertsch, 2008).

Slogan atau tagline yang digunakan dalam coffee shop ini adalah ‘brightens.up.your.day’ yang memiliki arti ‘mencerahkan harimu’ dimana pada White Cup brand ini dibagian belakang terdapat kata-kata mutiara (quotes) dengan harapan ketika si penikmat kopi atau consumer mengalami hari yang buruk atau tidak terlalu baik, dapat membuat mereka merasa tercerahkan harinya karena tulisan atau kata-kata yang terdapat dalam bagian belakang White Cup brand ini.

 Brand Value

Gambar 3. Botol PET

Gambar 4. White Cup (Hot)

Kamakura dan Russell (1993), mengatakan brand value mengukur perceived quality, nilai yang diberikan oleh konsumen kepada sebuah merek, setelah diberikan diskon atau potongan terhadap harga yang sedang berlaku dan pembukaan iklan terbaru. Penelitian terbaru mendukung teori bahwa brand value yang diterima konsumen mempengaruhi consumer purchasing behavior. Menurut Keller (1993) dalam Li G. et al. (2011), brand value mempengaruhi consumer willingness to pay a premium. Keller (2009) dalam Miller dan Mills (2011) berargumen bahwa brand value mempengaruhi consumer’s willingness to pay a premium. Brand value adalah nilai total dari berapa banyak orang rela membayar lebih, atau seberapa sering mereka memilih, harapan, ingatan, cerita dan hubungan terhadap satu merek dibandingkan merek yang lainnya.

Gambar 3.1.6 Gelas Kaca – Tatakan Gabus

Gambar 3.1.7 White Cup (Cold)

Gambar 5. Packaging Secara Keseluruhan

Wonderwall coffeeshop memiliki nilai merek yaitu beberapa pengunjung bisa melihat seluruh proses pembuatan kopi, sekaligus membuatnya. Menggunakan tema “Eco-Friendly.” Seperti; menggunakan Paper Cup, Paper Straw, Botol PET, Gelas Kaca, dan Tatakan Gabus yang mampu menyerap tetesan air dari minuman tsb. Di bagian belakang Cup Coffee akan berisi tulisan (quotes) dan akan mengalami pembaruan setiap 3-6 bulan sekali. Setiap hari Senin pkl. 16:00 s/d 18:00 consumer diberikan kebebasan untuk mencoba secara langsung bagaimana cara menyeduh segelas Kopi. Dengan adanya Wonderwall coffeeshop dapat menjadi suatu kebanggaan jika dapat diminati semua penikmat kopi expert maupun non-expert. Kopi sendiri juga memiliki beberapa manfaat diantaranya Mengandung banyak mineral dan vitamin, Membakar lemak di tubuh, Meningkatkan stamina, dll. Wonderwall coffeeshop juga dapat menjadi tempat nongkrong dikala suntuk dengan semua tugas atau pekerjaan yang ada, atau justru bisa menjadi tempat ketika membutuhkan suasana baru untuk mengerjakan tugas atau pekerjaan, dan lainnya.

Brand Image

Brand image merupakan persepsi konsumen terhadap suatu tertentu. Keller (2003) mendefinisikan brand image sebagai sekumpulan asosiasi yang dipersepsikan oleh konsumen terhadap merek tertentu yang dikenal dengan istilah brand association. Sedangkan Temporar (2003) menyebutkan bahwa “brand image is how the brand is seen”, yaitu “citra merek adalah bagaimana merek itu terlihat”. Menurut Tjiptono (2005) brand image atau brand description yaitu “deskripsi tentang asosiasi dan keyakinan konsumen terhadap merek tertentu”.

Dari pengertian brand image di atas maka dapat dijelaskan bahwa brand image tidak lepas dari faktor-faktor pembentuk brand image. Faktor pembentuk brand image dalam kaitannya dengan asosiasi merek menurut Kotler (2005) adalah keuntungan dari asosiasi merek, keunikan dari asosiasi merek, dan kekuatan asosiasi merek.

  1. Favorability of brand association, yaitu asosiasi merek yang timbul karena adanya kepercayaan konsumen bahwa atribut-atribut dan manfaat-manfaat yang diberikan suatu merek dapat memuaskan keinginan dan kebutuhan mereka. Pada Wonderwall coffeshop brand dapat menambah semangat ketika meminumnya karena itu merupakan salah satu dari manfaat ketika meminum sebuah kopi, brand dapat menciptakan rasa rileks dan tenang bagi yang mengunjunginya karena dalam coffeeshop ini terdapat lagu-lagu yang menenangkan dan juga up to date sesuai dengan playlist terkini, brand dapat menciptakan tindakan dan perilaku ketika menggunakannya, brand membuat pengalaman yang mendorong konsumen terlibat dalam pemikiran mengenai keberadaan merek.
  2. Strength of brand association, yaitu asosiasi merek yang terbentuk oleh informasi yang masuk kedalam ingatan konsumen dan bagaimana informasi tersebut dan bertahan sebagai bagian dari brand image. Dari segi logo yaitu simple dan mudah di ingat oleh konsumer dan juga konsep Wonderwall coffee dimana semua yang digunakan mengusung tema eco-friendly.
  3. Uniqueness of brand association, yaitu asosiasi merek yang dapat ditimbulkan dengan membuat perbandingan secara langsung dengan produk atau jasa sejenis dari pesaing, sehingga produk atau jasa tersebut mempunyai asosiasi yang unik dalam benak konsumen. Wonderwall coffeeshop memiliki sebuah menu andalan yang jarang sekali terdapat dalam coffeeshop saat ini, yaitu Charcoal Milk Coffee. Jenis ini memang terbilang baru dan namun yang patut diketahui oleh khalayak umum adalah manfaat kesehatan yang didapat dari kopi itu. Kopi dengan bahan dasar Charcoal sangat aman dan bagus untuk kesehatan terutama pencernaan, jadi aman untuk dikonsumsi.

Target Market

Gambar 6.  Target Consumer

Targeting merupakan menyeleksi pasar sasaran sesuai dengan kriteria-kriteria tertentu. Widjaya (2017) menjelaskan bahwa target pasar adalah sekumpulan pembeli yang berbagi kebutuhan yang sama atau karakteristik dimana perusahaan putuskan layani. Target pasar mengevaluasi setiap ketertarikan segmen dalam pasar dan memilih satu atau lebih segmen untuk dimasuki.

Target market Wonderwall coffee adalah kaum millenials yaitu perempuan dan laki-laki mulai dari rentang umur 17 tahun sampai dengan 33 tahun. Namun target market Wonderwall akan di dominai oleh kaum laki-laki sebesar 60% karena hampir 65% konsep Wonderwall coffee adalah outdoor dimana untuk kaum laki-laki itu merupakan nilai plus bagi mereka yang merokok. Dan untuk kaum perempuan sebesar 40% karena mereka kurang suka tempat outdoor, mereka lebih suka ruangan yang ber-AC apalagi saat siang hari biasanya itu dikarenakan kaum perempuan menggunakan make-up dimana agar tidak luntur dan biasanya jarang yang merokok.

Rentang umur yang diambil mulai dari 17 tahun karena anak muda jaman sekarang mulai banyak yang menyukai kopi dan nongkrong di kedai kopi berbeda dengan pada saat jaman dahulu, umur terbesar yang diambil adalah 33 tahun karena berdasarkan survei bahwa umur-umur 35 tahun kebawah masih dalam masa produktif, dimana masih menyukai nongkrong di café, tempat untuk mengerjakan tugas dan sekedar tempat untuk me-time dan biasanya belum memiliki tanggungan (anak).

Tools/Media Marketing

Media marketing adalah salah satu dari berbagai jenis marketing yang sekarang banyak digunakan. Sederhananya, marketing jenis ini memanfaatkan peran media sosial dalam proses marketingnya. Tools atau Media Marketing yang digunakan untuk memasarkan brand ini adalah Instagram, TikTok dan E-Commerce (Tokopedia, Shopee, GoFood, GrabFood). Pada Instagram untuk memasarkan brand ini akan memanfaatkan beberapa Vlogger/Selebgram seperti Arief Muhammad dengan followers 2.6M, Keanu Angelo 4.2M, dan juga akan memanfaatkan beberapa mikro-influencers. Brand ini juga akan mengadakan campaign dan webinar yang akan dipromosikan melalui Instagram seperti webinar tetang Eco-Friendly, Kopi. Dalam sosial media TikTok juga akan memanfaatkan beberapa SelebTikTok seperti Ibnu dan Lita, Elsa Aja Pasal, dan lainnya yaitu dengan cara membuat video menggunakan brand Wonderwall atau sekedar mereview tempat dan brand Wonderwall. Untuk E-Commerce teknik pemasaran yang dilakukan yaitu hanya akan menjual versi yang botol saja. Dikarenakan apabila White Cup digunakan dalam pemasaran pada E-Commerce akan lebih beresiko terhadap isi dari kopi tersebut. Pada Shopee dan Tokopedia, brand ini akan memberikan gratis ongkir untuk minimal pembelian 150rb dan apabila mem-follow akun tersebut maka akan mendapatkan diskon sebesar 5rb rupiah.

Kesimpulan. Pada saat kopi telah menjadi bagian dari gaya hidup modern. Dan banyak orang pergi ke coffe shop bukan hanya karna ingin mencicipi kopi yang khas dari coffee shop tersebut melainkan untuk menghabiskan waktu dan bersantai dengan rekan-rekannya maupun dengan keluarga maka terbentuklah Wonderwall coffee. Sebagai brand baru, tentunya brand ini belum dikenal oleh masyarakat luas dan tahap yang harus dilakukan adalah menentukan strategi pemasaran produk agar bisa diterima dan diingat oleh khalayak. Branding merupakan proses membangun identitas bisnis atau merek. Hal ini sangat penting untuk dikembangkan sebelum memulai bisnis. Selain nama dan logo juga harus memikirkan elemen lain seperti warna, font, ikon, dll. Pada proses ini, pemasar juga harus menciptakan citra merek, personality, dan cara berkomunikasi. Merek akan menunjang pemasaran. Branding memiliki banyak elemen yang harus dikembangkan sedemikian rupa supaya bisa menghasilkan merek yang powerful. Seperti harus adanya brand identity, brand image, brand value, brand personality, brand positioning, dan brand experience.

Dalam memasarkan sebuah brand juga harus mengetahui brand yang mereka buat ditujukan kepada siapa dan apa alasannya. Biasanya disebut dengan Targeting yaitu menyeleksi pasar sasaran sesuai dengan kriteria-kriteria tertentu. Target market Wonderwall coffee adalah kaum millenials yaitu perempuan dan laki-laki mulai dari rentang umur 17 tahun sampai dengan 33 tahun. Rentang umur yang diambil mulai dari 17 tahun karena anak muda jaman sekarang mulai banyak yang menyukai kopi dan nongkrong di kedai kopi berbeda dengan pada saat jaman dahulu, umur terbesar yang diambil adalah 33 tahun karena berdasarkan survei bahwa umur-umur 35 tahun kebawah masih dalam masa produktif, dimana masih menyukai nongkrong di café, tempat untuk mengerjakan tugas dan sekedar tempat untuk me-time dan biasanya belum memiliki tanggungan (anak).

Pada brand ini marketing yang digunakan adalah dengan memanfaatkan peran media sosial dan e-commerce dalam proses marketingnya. Tools atau Media Marketing yang digunakan untuk memasarkan brand ini adalah Instagram, TikTok dan E-Commerce (Tokopedia, Shopee, GoFood, GrabFood). Salah satu cara yang dilakukan juga untuk menilai brand ini analisis SWOT. Analisis SWOT adalah identifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk merumuskan strategi perusahaan, analisis ini didasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan kekuatan (strength) dan peluang (opportunities), najun secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan (weakness) dan ancaman (threats). Tujuan utama dari analisis SWOT adalah untuk membantu organisasi mengembangkan kesadaran penuh dari semua faktor yang terlibat dalam pengambilan keputusan terhadap Wonderwall coffee.

Daftar Refererensi

Anik .2010. Definisi Coffee shop.www.wiktionary.com.

Boomsma, Marije and Michiel Arnoldus. 2008. Branding for Development. KIT Working

Papers Series C2. Amsterdam: KIT

Brakus, J.J., B.H. Schmitt, dan Zarantonello, L. (2009). Brand Experience: What

Is It? How Is It Measured? Does It Affect Loyalty? Journal of Marketing, 73: 52–68.

Buchari Alma, (2011), Manajemen Pemasaran dan Pemasaran Jasa, Cetakan       Kesembelian, Alfabeth, Bandung.

Byrne, Michael. (2002). Understanding Consumer Preferences Across Environmental Marketing Mix Variations. OIKOS University of Newcastle

Chen, T. B., & Chai, L. T. (2010). Attitude towards the environment and green products: Consumers’ perspective. Management science and engineering, 4(2), 2739

D’Souza, Clare, et. al. (2006). Green Product And Corporate Strategy: An Empirical Investigation, Society And Business Review. Emerald Journal, Vol.1, No.2, Hal. 144-157.

Ferdinand, Augusty, 2002, Pengembangan Minat Beli Merek Ekstensi, Semarang:Badan Penerbit Universitas Diponegoro

Ferrinadewi, Erna. (2008). Merek dan Psikologi Konsumen. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Ghodeswar, B.M. (2008). Building Brand Identity in Competitive Markets: a Conceptual Model, Journal of Product & Brand Management, Volume 17, number 1.

Griffin, Ricky W., & Ebert, R. J. (2009). Bisnis Edisi Kedelapan. Jakarta: Penerbit Erlangga.

Kamakura, Wagner A., & Gary J. Russell (1993), “Measuring Brand Value with Scanner Data,” International Journal of Research Marketing, April, 3-22.

Karen W. Miller, Michael K. Mills. 2012. Contributing clarity by examining brand luxury in the fashion market. Journal of Business Research. October 2012, Pages 1471-1479.

Kassaye, W. Wossen, (2001), “Green Dilemma,” Marketing Intelligence & Planning, 19/6, pp.444-455.

Keller, Kevin Lane, 2003, Strategic Brand Management, Building, Measuring, and Managing Brand Equity. Prentice Hall, New Jersey.

Kotler dan Keller, (2012:27). Manajemen Pemasaran edisi ketigabelas jilid 1 dan 2 dialihbahasakan oleh Bob Sabran, Jakarta: Erlangga

Kotler dan Keller. 2009. Manajemen Pemasaran. Jilid I. Edisi ke 13. Jakarta: Erlangga

Kotler, P., Amstrong. (2008). Prinsip-prinsip Pemasaran. Jilid 1 dan 2.Edisi

Kotler, Philip (2004). Marketing Management, The Millenium Edition. Englewood Cliffs, New Jersey : Prentice Hall.

Kotler, Philip dan Gary Amstrong, 2006, Prinsip-Prinsip Pemasaran, Jilid 1, Edisi 12, Terjemahan: Bob Sabran, M.M, Jakarta: Erlangga

Kotler, Philip. 2005.Manajemen Pemsaran. Jakarta: Erlangga

Lee, G.C., & Leh, F.C.Y., 2011.Dimensions of Customer-Based Brand Equity: A Study on Malaysian Brands. Journal of Marketing Research and Case Studies. Vol. (2011). Pp. 1-10.

Lee, Sheng-Hsien.2009. How do online reviews affect purchasing intention?. African Journal of Business Management Vol.3 (10), pp. 576-581.

Ling, Daud, Piew. (2011). “Perceived Risk, Perceived Technology, Online Trust For The Online Purchase Intention in Malaysia”. International Journal of Business and Management. Vol.6 No.6

Lozada, H.R. 2000. Ecological Sustainability and Marketing Strategy: Review and Implication. Seton Hall University.

McCarthy, Jerome, E.; Perreault, William D, 2003. Dasar-dasar Pemasaran, Edisi kelima, alih Bahasa : Agus Darma. Jakarta : Erlangga.

McTaggart, Douglas.,Findlay, Christoper, Parkin, Michael. 2013. Economics 4th. edition. United State of America: Addison-Wesley.

Mohammed, Rafi A., et al. 2003. Internet MarketingBuilding Advantage In A Nerworked Economy, Second Edition. New York: McGraw-Hill/Irwin.

Panggabean, Mutiara Sibarani. 2012. Manajemen Sumber Daya Manusia. Bogor: Ghalia Indonesia

Philips, Charles F. Ph.D. dan Delbert J. Duncan Ph. D. (2004). Manajemen Pemasaran dan Manajemen Jasa. Bandung : Alfabeta.

Prawirosentono, Suyadi. 2002. Manajemen Sumber Daya Manusia: Kebijakan Kinerja Karyawan. Edisi 1. Cetakan Kedelapan. BPFE. Yogyakarta.

Rangkuti, Freedy. 2006. Riset Pemasaran. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

Soonthonsmai V. 2007 Environmental Or Green Marketing As Global Competitive Edge : Concept, Synthesis, And Implication EABR (Business) & ETLC (Teaching) conference Venice Italy

Temporal, Paul & KC Lee. 2001. Hi-Tech Hi-Touch Branding Creating Brand Power in the Age of Technlogy. John Wiley & Sons Pte Ltd

Tjiptono, Fandy. 2005. Strategi PemasaranI. Edisi Kedua. Yogyakarta: Andi Offset.

Widjaya, P. G. (2017). Analisis Segmenting, Targeting, Positioning, dan Marketing Mix pada PT Murni Jaya. AGORA, Vol.5, No.1.