Projek Branding: “Valm Couture”

Brand “Valm Couture”, Oleh Ivander Wilson Saputra, Mahasiswa Master of Strategic Marketing Communication Program Studi Magister Ilmu Komunikasi-BINUS Graduate Program, Dosen Pembina: Dr. Muhammad Aras, S. Pd., M. Si. & Tim Pengajar

 Latar Belakang Project

Fashion di Indonesia kini semakin berkembang mengikuti arus modernisasi. Perkembangan ini menjadikan masyarakat sebagai masyarakat yang selektif di dalam menentukan gaya hidupnya. Gaya hidup sangat erat hubungannya dengan fashion, karena adanya fashion akan menunjang penampilan seseorang agar lebih menarik dan menjadi trend center di masyarakat. Produk fashion termasuk produk yang dapat dikonsumsi dalam jangka panjang karena produk ini digunakan dengan pemakainan normal satu tahun. Produk fashion meliputi pakaian, sepatu, tas, aksesoris, dan lain sebagainya. Persaingan bisnis pada bidang fashion sangat ketat terutama pada bidang pakaian, pemasar bersaing dalam menawarkan barang dagangan (produk yang dijual) dengan berbagai cara yang digunakan agar konsumen tertarik dengan barang dijual oleh perusahaab tersebut. Banyak pemasar yang berusaha untuk menawarkan model pakaian terkini yang menggunakan bahan berkualitas, pembuatan desain secara khusus yang dibuat oleh toko tersebut atau ciri khas dari toko, bahkan mereka memberikan penawaran harga yang pas dikantong(murah). Semua pilihan tergantung pada konsumen itu sendiri, mereka lebih memilih baju dengan harga yang tergolong mahal atau harga murah kualitas oke. Di dalam menjalankan persaingan bisnis, pemasar diharapkan memiliki kreativitas yang tinggi di dalam menciptakan inovasi, hal tersebut menjadi pertimbangan yang sangat penting dalam 8 kegiatan bisnis karena dengan inovasi yang dibuat oleh pemasar mampu membuat perusahaan bertahan dalam suatu persaingan. Para pemasar juga harus menyediakan sarana untuk konsumen agar bisa mencari informasi secara detail. Permasalahan yang terjadi dalam dunia fashion Indonesia adalah mengenai ukuran beberapa standard yang sebenarnya tidak cocok untuk beberapa masyarakat lokal seperti terlalu besar, terlalu panjang, terlalu lebar, dan banyak lagi masalah yang terjadi. Hal ini menyebabkan keresahan bagi masyarakat dalam memilih pakaian terutama saat berbelanja online. Pakaian yang biasa ada di pasaran bertujuan untuk pria yang memiliki tinggi sekitar 165 hingga 170 cm, hal ini membuat pria yang tidak terlalu tinggi menjadi bingung dan cenderung mengurungkan niatnya. Melihat fenomena ini, penulis ingin menciptakan sebuah brand pakaian yang bisa diterima oleh masyarakat lokal terutama yang tidak memiliki tinggi badan dibawah rata-rata tanpa rasa cemas. Maka dari ini penulis menciptakan sebuah merek bernama Valm Couture. Brand ini diciptakan oleh penulis dibantu dengan rekannya, pemilihan nama sendiri pun terdiri dari nama kedua rekan yaitu Ivan dan Almer. Penulis berharap merek ini akan tumbuh berkembang seperti pohon palem.

Tujuan Project

Tujuan dan kegunaan dari projek Valm Couture ini adalah untuk menjawab semua keluh kesah masyarakat lokal dalam memilih pakaian yang disukai tanpa rasa cemas. Harapannya adalah masyarakat lokal dapat tampil trendy tanpa rasa takut akan postur tubuh yang tidak terlalu tinggi. Penulis juga berharap projek ini 9 dapat bersaing dan dapat diingat oleh masyarakat luas sehingga dapat bermanfaat baik kedepannya. Ditambah dengan harga yang tidak akan mahal tetapi dengan kualitas bahan terbaik yang akan digunakan.

 Objek Branding

Nama brand dan Filosofi

Valm Couture hadir atas dasar kesukaan penulis dan rekannya terhadap pakaian dan kebetulan mereka berdua kesulitan dalam memiliki pakaian yang pas karena memiliki postur tubuh yang kecil dan pendek dibanding pria lainnya. Maka dari ini mereka ingin menciptakan suatu brand yang premium dan memiliki ukuran yang customize agar pria yang memiliki postur tubuh kecil dapat menikmati fashion yang kekinian tanpa rasa cemas dan lain halnya yang mengurangi rasa kepercayaan diri. Sedangkan untuk nama Valm Couture sendiri berasal dari perpaduan nama Ivan (penulis) dan Almer (rekannya). Mereka berdua ingin brand ini tumbuh, berkembang, dan kokoh seperti pohon palem, sedangkan untuk penggunaan Couture karena mereka ingin brand ini tampil premium dengan kualitas tinggi. Ada juga penggunaan warna yang digunakan seperti warna hijau, coklat, dan oranye yang jika disimpulkan berarti kesuburan, berkualitas, dan kepercayaan diri.

Visi, Misi, dan Tujuan Visi dari Valm Couture adalah: · Menjadi brand fashion yang dikenal di Indonesia. Sedangakn misi dari Valm Couture adalah: · Memberikan pelayanan terbaik untuk memenuhikebutuhan pelanggan. · Memberikan varian ukuran pakaian yang sesuai dengan proporsi tubuh yang lebih pendek/kecil dari umumnya. Tujuan dari Valm Couture adalah: · Menyediakan pakaian pas badan untuk masyarakat lokal Indonesia · Membuat masyarakat lokal menjadi lebih percaya diri dengan apa yang digunakan sehari-hari.

Target Market. Target pasar yang akan diajukan adalah; Profil: Pekerja millennial, mahasiswa/i Umur: 16 – 34 Gender: Unisex Kebiasaan: Orang-orang yang tertarik dengan pakaian. Ketertarikan: Fashion, Clothing, Apparel, Lifestyle, Beauty, Modern Lifestyle, Streetwear, Shopping.

Tools/Media Advertising. Tools dan Media yang akan digunakan adalah dengan TikTok, Instagram, Word of Mouth, Key Opinion Leader, Facebook Ads, Shopee.

Kesimpulan

Valm Couture adalah sebuah brand yang akan berfokus pada industri fashion. Valm Couture akan menggunakan bahan-bahan pakaian premium serta ukuran yang lebih sesuai dengan masyarakat lokal khususnya untuk yang mempunya postur tubuh dibawah rata-rata lainnya agar kustomer merasa lebih percaya diri yang berujung adanya kepuasan dalam penampilannya. Produk-produk yang akan disajikan adalah berupa pakaian kekinian yang modern seperti oversized tee dan celana chino premium. Banyak masyarakat lokal yang ingin memakai pakaian kekinian tetapi biasanya tidak cocok dengan ukurannya. Maka dari itu Valm Couture hadir untuk menjawab semua keluhan masyarakat lokal yang ada. Valm Couture akan melakukan branding melalui platform social media seperti Instagram dan TikTok. Selain itu proses promosi akan didukung oleh beberapa platform ads seperti Facebook Advertising guna menjangkau audiens yang lebih tertarget. Tidak lupa juga menggunakan influencer untuk membangun komunitas kepercayaan diantara audiens dari si influencer. Yang terakhir adalah penjualan akan berfokus di marketplace seperti Shopee karena disana banyak fashion dijual sehingga diharapkan tidak sulit untuk mendapatkan posisi atau penjualan diantara banyaknya kompetitor lainnya.