Projek BRANDING Mata Kuliah: Branding in Strategic Communication

Latar Belakang.

Parfum telah ada dan tercipta dari zaman mesir lama, dijadikan sebuah produk untuk barter bahkan sampai menjadi sebuah bisnis. Parfum dalam Bahasa Latin, Perfumus, yang di jabarkan menjadi “Per” yang berarti lengkap atau tuntas, dan “Fumus” yang berarti asap. Dahulu, parfum adalah dalam bentuk dupa yang dibakar, untuk kegiatan ritual atau agamawi, sampai akhirnya berevolusi sampai menjadi minyak esensial, dimana orang bisa memakainya untuk berendam agar menjadi wangi, dan sampai hari ini, parfum menjadi sebuah campuran minyak esensial dan alkohol yang di aplikasikan ke tubuh secara langsung (Groom 1992). Hari ini, ada 3 kategori parfum yang bisa digunakan atau beredar di pasaran, Eu de Collogne, Eu de Toillete dan Eu de Perfume. Kategori ini didasari dari kadar minyak yang dikandung dalam botolannya, dari yang paling banyak mengandung minyak sampai ke paling sedikit. Saat ini, sudah banyak sekali merek parfum yang dijual dipasaran dengan berbagai bentuk botol, maupun cara aplikasi. Dari merek termahal maupun parfum refill yang tergolong murah sudah banyak dipasaran, dan hampir semua Brand besar yang berbidang di industry lain juga sudah mulai memproduksi line parfum mereka sendiri, seperti Gucci, Hermes, Dior, dan lainnya, termasuk juga artis yang mulai memiliki ciri khas parfum mereka sendiri, seperti Taylor Swift, Asyanti, Justin Bieber dan lainnya. Parfum memang tidak dikategorikan sebagai sebuah kebutuhan pokok, namun semua orang dari kalangan manapun bisa menjadi seorang pengguna parfum, dan pada umumnya, parfum di pasaran selalu memiliki bau yang unik dan khas, dan orang tidak hanya membeli 1 parfum, namun bisa menggunakan parfum dengan bau berbeda untuk acara dan event yang berbeda, maka dari itu bisa dilihat bahwa pada umumnya, individu memiliki lebih dari 1 parfum saja. Di beritakan oleh Mordor Intelligence, bisa di ramalkan bahwa pasar parfum dan wangiwangian dari tahun 2021-2026 di perkirakan untuk berkembang sebesar 5.5% CAGR. Walau sekarang kita sudah memasuki masa Covid-19 dimana banyak industry sedang kesusahan oleh karena keterbatasan untuk penjualan, penjualan di industry parfum juga terpengaruh secara negatif diseluruh dunia, namun banyak pembisnis yang menggunakan kesempatan ini untuk memulai menjual parfum dengan harga terjangkau, dan diproduksi dirumah. Banyak pemain baru yang masuk kedalam industry parfum, untuk demand yang menjulang. Juga dikatakan bahwa sekarang, untuk industry parfum, konsumen sudah tidak lagi menjadi brand loyal di negara berkembang, namun mereka sudah memulai untuk mencoba brand baru di pasar yang lebih relative murah (“Fragrances And Perfumes Market – Growth | Trends | Forecast (2021 – 2026)” 2021). Kita bisa melihat juga bahwa sekarang, peminat parfum dan wangi-wangian sekarang semakin banyak, dan termasuk dengan saya dan teman saya, Liana dan Veren. Kami mencoba untuk membuka usaha di bidang parfum. Trend di Indonesia bisa dilihat sekarang bahwa mulai bermunculan merek seperti Carl and Claire, yang memberikan bau parfum premium (seperti merek yang terkenal), dengan harga terjangkau dan lebih murah. Atau sudah bermunculan parfum seperti HMNS, yang memberikan bau parfum yang baru dengan harga terjangkau juga. Namun, saya dan teman saya melihat bahwa jarang ada menjual parfum dengan bau yang relative baru dengan harga yang murah, dengan packaging yang eco-friendly. Maka dari itu, saya dan teman saya menciptakan Yer’s, yang bergerak di bidang perfumery, memberikan bau yang baru yang kami racik sendiri, dengan packaging dari katun akan lebih ramah lingkungan. Di buat pada awal tahun 2019, dan dibuat sebagai usaha sampingan kami, dengan modal yang terbilang cukup kecil, dan sekarang baru dikategorikan sebagai home industry. Yer’s diambil dari kata Yeremia, yang adalah sebuah Nabi di Alkitab, digunakan Tuhan dari umurnya yang masih muda. Kami mengambil namanya oleh karena kami masih dianggap relative muda, dan kami berharap sama seperti Yeremia, perusahaan ini bisa menjadi berkat bagi banyak orang juga. Dan juga, brand Yer’s, jika diucap itu seperti “Yours”, yang berarti “Milik Anda”, dan menurut kami ini memiliki sebuah pengucapan yang gampang diingat dan juga dikenang oleh masyarakat. Yer’s memberikan pilihan dari berbagai Eu De Perfume, dengan kadar minyak esensial sebesar 20% dibanding dari seluruh bahan lainnya, dan kami juga menjual dan memberikan sebuah parfum berbentuk padat, atau dalam nama lainnya Solid Perfume, yang berdasarkan Beeswax atau lilin lebah dan juga petroleum jelly, packagingnya juga lebih kecil dan gampang dibawa kemana-mana, tinggal dioleskan kebadan, dan parfum ini masih sangat jarang ditemukan di Indonesia, bahkan belum terlalu dikenal oleh masyarakat. Namun, kami melihat peluang oleh karena banyak keuntungan dalam menggunakan parfum berbentuk solid ini, dia 6 juga sekaligus melembapkan tempat dimana parfum ini dioles, namun karena masyarakat masih belum terlalu ingin mencoba, atau enggan mencoba, maka kami juga menyediakan parfum berbentuk semprot seperti pada umumnya dipasaran. Parfum kami berada di lingkaran untuk masyarakat menengah kebawah oleh karena kami memberikan harga yang relative murah. Taget kami bukanlah untuk menjadi Luxurious Brand, namun menjadi sebuah Brand yang dapat digunakan oleh kalangan manapun, dan memberi sebuah wangi yang ciri khas, sehingga bisa menjadi pilihan masyarakat Indonesia, terutama anak Millenial atau generasi muda. Dengan harga terjangkau, bahkan anak sekolahan mampu membelinya. Saat ini, Yer’s memberikan 5 Varian harum, yang 3 ditujukan untuk perempuan dan 2 untuk pria.

Tujuan Projek

Tujuan pertama Yer’s adalah untuk bisa menjadi sebuah brand ternama di antara masyarakat Indonesia, dan menjadi Brand yang dikenal bagi semua orang di Indonesia, menjadi salah satu opsi jikalau konsumen ingin membeli parfum unik. Tujuan kami yang ke-dua, sebagai usaha yang di bidang parfum adalah untuk menyediakan parfum dengan harga terjangkau, dengan wangi yang premium. Memberikan dan membuka lapak bagi kalangan masyarakat dengan status sosial menengah kebawah untuk tetap bisa menggunakan dan menikmati parfum berkualitas tinggi, dengan harga yang affordable. Tujuan yang ke-tiga dari Yer’s adalah untuk memberikan opsi parfum dengan banyak opsi baru kepada masyarakat, bagi mereka yang belum menemukan wangi yang cocok dan sempurna untuk mereka pencinta atau pengkoleksi parfum. Kami juga ingin menyediakan parfum dengan kemasan yang ramah lingkungan, agar setiap orang memiliki bagian dalam menyelamatkan lingkungan. Tujuan yang ke-empat dari Yer’s, adalah untuk memperkenalkan dan membudayakan Solid Perfume kepada masyarakat, oleh karena ini bisa menjadi alternative yang bagus, dengan tidak menggunakan bahan plastik sama sekali dalam kemasannya. Di parfum semprot, masih harus menggunakan plastik sebagai pipa untuk menyemprot. Dan dengan bahan yang natural sebagai Base dari parfum tersebut, jadi bisa menjadi opsi alternatif bagi yang sensitive ataupun alergi terhadap alkohol. 7 Dan tujuan Yer’s yang terakhir adalah, untuk bisa menjadi besar, dan menjadi sebuah lapangan kerja bagi anak-anak muda yang ingin berkerja sampingan sambil menjalani edukasi mereka, dan menjadi sebuah lapangan kerja bagi masyarakat Indonesia lainnya.

Object Branding

Nama dari Brand perfumery ini adalah Yer’s, diambil dari kata Yeremia, seorang nabi di alkitab yang dipakai Tuhan dari umurnya yang sangat muda untuk menyebarkan Firman Allah. Kami menggunakan nama ini karena kami juga bisa dibilang sangat relatif muda saat kami membuat brand ini, dan kami berharap brand ini bisa menjadi sebuah berkat juga nantinya bagi banyak orang, membuka peluang kerja dan usaha untuk orang-orang yang akan kami temui nantinya dimasa depan. Kami juga mengambil nama Yer’s, karena dari cara pengucapannya, Yer’s kalau dibaca seperti Yours (milik anda). Dan filosofi brand kita adalah “Yours, specifically”, yang bisa diartikan menjadi “Secara Khusus, Milik anda.”. Kami ingin memberikan yang terbaik dan khususnya untuk dan sesuai dengan Demand atau kesukaan dari pelanggan kami.

Visi dan Misi Brand Kami memiliki 3 visi untuk brand kami, yaitu sebagai berikut: 1. Untuk bisa menjadi sebuah Brand terkenal sebagai parfum yang Affordable di Indonesia. 2. Bisa memiliki toko offline di mall, dan bisa membuka peluang tempat perkerjaan bagi banyak anak muda. 3. Bisa membuka tempat untuk parfum yang customizable bagi pelanggan yang ingin meracik parfum mereka sendiri. Kami juga memiliki 2 misi untuk brand kami kedepannya, yaitu sebagai berikut: 1. Untuk bisa meracik dan menciptakan lebih banyak jenis wangi-wangian untuk parfum semprot dan juga parfum solid yang tersedia untuk pelanggan kami di hari yang akan mendatang. 2. Untuk membangun brand perfume yang terkenal dengan meminimalisir jumlah nonrecycable waste, dan lebih mendalam kepada green marketing, dimana produk kami tidak membahayakan lingkungan kami dimasa yang akan mendatang.

Target Market Parfum bukanlah sebuah kebutuhan primer dan bisa dikatakan lebih kepada kebutuhan sekunder, namun biasa digunakan sehari-hari oleh banyak orang dan kalangan. Karena parfum adalah sebuah hal yang bisa dipakai di kalangan manapun dari umur berapapun, maka Target market kita, dari segi wangi dan jenis, adalah dari kalangan remaja sampai dewasa, laki-laki maupun perempuan. Untuk sekarang, target market kami juga masih terfokus kepada mereka yang tinggal di daerah jabodetabek, namun juga ingin kami kembangkan ke seluruh Indonesia, oleh karena 23 marketing kami adalah secara online, dan hanya memunkingkan di saat ini juga dikirim ke sekitar Indonesia, terutama di pulau jawa, karena jaraknya yang dekat. Namun, oleh karena kami akan memiliki base kami di Jakarta, maka marketingnya akan lebih di daerah Jakarta. Oleh karena harga kami yang relatif murah dibanding dengan kebanyakan Brand diindonesia, dimulai dari 50rb per botol, maka kami memiliki Target market dari orang kalangan bawah ke menengah, namun tidak berarti kami tidak bisa dipakai juga oleh mereka yang dari kalangan atas, karena wangi yang kita sediakan berbeda dari yang sudah ada di market, maka dari itu, dari semua kalangan masyarakat dapat meng-akses dan memakai parfum kami.

Marketing Tools/ Media marketing. Dalam membangun sebuah brand, sangatlah penting untuk mengetahui tools marketing atau alat marketing apa yang akan kita gunakan, karena marketing adalah bagian integral dalam memasarkan nama brand kita, sehingga terjadinya Brand Recognition dipasaran, dan kita akan lebih bisa menjangkau perhatian dari pelanggan atau calon pelanggan baru (Varey, 2002). Yer’s akan menggunakan 4 cara untuk marketing, yang pertama adalah Paid Ads (iklan berbayar) dari social media, mengikuti videos trending dari tiktok, flash sales dari aplikasi Ecommerce dan juga EWOM.

Kesimpulan. Branding sangatlah penting dalam mengembangkan bisnis ini, yang masih baru dikalangan pasaran Indonesia, banyak strategi yang bisa diimplementasikan untuk membangun brand ini sehingga bisa berkompetisi dipasaran dengan brand parfum lainnya. Beberapa strateginya adalah seperti: – Memberi sampel gratis kepada orang-orang disekitar kita yang kita kenal, untuk memberikan endorsement gratis dari orang yang kita kenal, dan lebih banyak orang yang post dan memakai, kami akan memperkenalkan lebih lagi “solid perfume” atau parfum padat- Mengikuti flash sales dari e-commerce untuk marketing dan juga untuk mendapatkan brand recognitions. Dengan mempromosikan brand kita secara tidak target marketing, dan lebih broadcasting. – Setelah mendapat return lebih tinggi dari penjualan, kami akan meng-endorse artis yang lebih terkenal di kalangan menengah kebawah, oleh karena target kami adalah kepada orang dari status sosial menengah kebawah, dari harga yang telah kita set bagi produk kami. – Setelah lebih berkembang lagi, kami akan membuka toko offline, dimana kami bisa mulai membuat custom made parfum, jadi setiap pelanggan bisa meracik wangi yang mereka sukai untuk mereka bawa pulang, dan menjadi favorit mereka. Toko seperti ini belum ada diindonesia, terutama di mall, sehingga bisa menarik perhatian dari anak muda. – Kami juga akan membuka line khusus pria, Yer’s Man. Dengan strategi yang telah di susun, kami berdoa dan berharap kiranya produk ini dan brand ini bisa mencapai visi misi yang telah disusun, dan menjadi tempat lowongan perkerjaan atau berkat bagi masyarakat dan negara.

Referensi

Aaker, D.A. and Joachimsthaler, E. (2000), Brand Leadership, The Free Press, New York, NY, pp. 13, 27, 40, 48.

Arias, Laurie. (2021), “Is Tiktok A Good Platform For An Aesthetic Business, Or Is It Just High School Musical For Healthcare Professionals?”. Journal Of Aesthetic Nursing 10 (4): 173-175. doi:10.12968/joan.2021.10.4.173.

Beverland, M. (2018). Brand management: Co-creating meaningful brands. Thousand Oaks, CA: Sage.

Bourbab  A,  Boukili  M  (2008).  Brand  Management  Process:  How  to build, Measure and Manage Brand Equity, High International Institute of Tourism in Tangier.

Chaudhuri Arjun,Holbrook B.Moris, (2001), “The Chain Of Effects From Brand Trust And Brand Affects To Brand Performance: The Role of Brand Loyalty”, Journal of Marketing Vol.65, p.81-93 Chernev, A. (2018). Strategic Brand Management, 2nd edition. Chicago, IL: Cerebellum Press.

Chu, Shu-Chuan, and Yoojung Kim. 2011. “Determinants Of Consumer Engagement In Electronic Word-Of-Mouth (Ewom) In Social Networking Sites”. International Journal Of Advertising 30 (1): 47-75. doi:10.2501/ija-30-1-047-075.

Costa  M  (2010).  Pulling  consumers’  heartstrings.  Marketing Week p16-20

Davis, M., & Baldwin, J. (2005). More than a name. AVA.

Elkington, John, Hailes, Julia & Makower, Joel (1993). The green consumer. New York: Penguin.

Ferraro, R., Kirmani, A., & Matherly, T. (2013). Look at me! Look at me! Conspicuous brand usage, self-brand connection, and dilution. Journal of Marketing Research, 50(4), 477-488.

Franzen, G., & Moriarty, S. E. (2015). The science and art of branding. New York, NY: Routledge.

“Fragrances And Perfumes Market – Growth | Trends | Forecast (2021 – 2026)”. 2021. Mordorintelligence.Com. https://www.mordorintelligence.com/industryreports/fragrance-and-perfume-market.

Ghodeswar, B. (2008). Building brand identity in competitive markets: a conceptual model. Journal Of Product & Brand Management, 17(1), 4-12. https://doi.org/10.1108/10610420810856468

Groom, Nigel. 1992. The Perfume Handbook. Dordrecht: Springer Netherlands.

Grove, S.J., Carlson, L., and Dorsch, M.J. (2002) Addressing Services’ intangibility through integrated marketing communication: an exploratory study. The Journal of Services Marketing, 16 (5), 393– 411. 32

Hartmann, P., Apaolaza Ibáñez, V., & Forcada Sainz, F. (2005). Green branding effects on attitude: functional versus emotional positioning strategies. Marketing Intelligence & Planning, 23(1), 9-29. https://doi.org/10.1108/02634500510577447

Joachimsthaler, E., Vishwanath, V., & Quelch, J. (1999). Harvard Business Review on Brand Management. The Harvard business review paperback. Boston, MA: Harvard Business School Publishing

Kahn, B. E. (2013). Global Brand Power: Leveraging Branding for Long-Term Growth. The Wharton School, Univ of Pennsylvania, PA: Wharton Digital Press.

Kayaman R, Arasli  H (2007). Customer  based brand equity:  evidence from the hotel industry. Manag. Serv. Q. 17:92-109.

Keller, K. L. (2001). Building customer-based brand equity: A blueprint for creating strong brands (pp. 3-27). Cambridge, MA: Marketing Science Institute.

Keller, K.L. (2003) ‘Strategic Brand Management,’ New Jersey: Prentice Hall

Keller, K. L. (2017). Strategic Brand Management: Building, Measuring, and Managing Brand Equity. Upper Saddle River, N J: Pearson Education.

Keller, Kevin Lane. 1993. “Conceptualizing, Measuring, And Managing Customer-Based Brand Equity”. Journal Of Marketing 57 (1): 1-22. doi:10.1177/002224299305700101.

Kitchen, P., & Burgmann, I. (2010). Integrated Marketing Communication. Wiley International Encyclopedia Of Marketing. https://doi.org/10.1002/9781444316568.wiem04001

Klimchuk, M. R., & Krasovec, S. A. (2013). Packaging design: Successful product branding from concept to shelf. John Wiley & Sons.

Kotler, Philip, and Waldemar Pfoertsch. 2007. “B2B Brand Management”. The Marketing Review 7 (2): 201-203. doi:10.1362/146934707×205877.

Laroche, M., Bergeron, J. & Barbaro-Forleo, G. (2001). Targeting consumers who are willing to pay more for environmentally friendly products. Journal of Consumer Marketing, 18(6), 503–521.

Leigh, Doug. 2010. “SWOT Analysis”. Handbook Of Improving Performance In The Workplace: Volumes 1-3, 115-140. doi:10.1002/9780470592663.ch24

Lynch, J., & De Chernatony, L. (2004). The power of emotion: Brand communication in business-to-business markets. Journal of Brand management, 11(5), 403-419.

Mishra P, Datta B (2011). Brand Name the Impact Factor, Res. J. Bus. Manag. 5(3):109-116.

Murphy J (1990). Brand Strategy, Englewood Cliffs, NJ, Prentice Hall.

Nandan, S. (2005). An exploration of the brand identity–brand image linkage: A communications perspective. Journal Of Brand Management, 12(4), 264-278. https://doi.org/10.1057/palgrave.bm.2540222.