Projek Branding: “Don’t Kill My Vibes”

Brand “Don’t Kill My VibesBe Fearlessly Authenticoleh Dety Apriyani Laila, Mahasiswi Master of Strategic Marketing Communication Program Studi Magister Ilmu Komunikasi-BINUS Graduate Program, Dosen Pembina: Dr. Muhammad Aras, S. Pd., M. Si. & Tim Pengajar

 Latar Belakang Project. Beberapa tahun kebelakang, produk lokal dari para brand asal Indonesia kembali menjadi sorotan di masyarakat karena mengalami peningkatan oleh para peminat dengan skala besar dan sebagian besar konsumennya adalah gerenasi milenial. Fenomena baru yang muncul tentang brand lokal yang saat ini sangat diminati, berimbas pada hadirnya gerakan dengan tagar #LocalPride yang terdapat di beragam jenis media sosial menandakan produk lokal di bidang fashion Indonesia terutama clothing line dan sepatu mulai diminat lagi. Clothing line merupakan sebuah bisnis atau usaha dalam membuat merek atau brand fashion dan dipasarkan secara mandiri. Barang – barang yang diproduksi mulai dari baju, jaket, dan aksesoris lainnya.

Fashion di Indonesia tidak bisa dipungkiri terpengaruh oleh negara barat seperti Amerika. Namun, beberapa tahun belakangan ini fashion di negara – negara Asia sudah mulai menunjukkan identitasnya sendiri dengan menujukkan karakternya. Contohnya, Jepang yang merupakan salah satu negara yang menjadi kiblat fashion di Asia. Sementara, trend fashion di Indonesia sendiri merepresentasikan status ekonomi dan sosial dari masyarakat yang diidentikan dengan popularitas. Beberapa tahun kebelakang fashion menjadi industri yang menjanjikan dan menguntungkan di Indonesia. Petumbuhannya yang selalu meningkat membuat fashion menjadi bisnis yang menjanjikan. Pada tahun 2019, didapat dari CNBC Indonesia data perkembangan industri fashion memberikan kontribusi sebesar 18% atau setara Rp.116 Triliun Rupiah. Hal itu juga didukung oleh BEKRAF (Badan Ekonomi Kreatif) yang selalu mendukung pertumbuhan sektor fashion ini.

Awal mula trend fashion muncul di Indonesia cenderung masih berkbilat oleh pengaruh barat baik dalam segi desain maupun bahan. Secara umum, peminat fashion di Indonesai berasal dari generasi milenial atau anak muda yang berumur 17 sampai 30 tahun. Mereka merasa lebih tertarik dengan pakaian yang santai tetapi dengan model yang tidak rumit, terutama untuk 2 menunjang kegiatan sehari – hari seperti aktifitas di kampus atau hanya sekedar nongkrong. Selain itu desain yang menarik serta pemilihan warna menjadi salah satu faktor sebuah produk fashion menjadi diminati oleh anak muda. Fashion di Indonesia sangat terbantu oleh adanya media sosial dan pengaruh influencer.

Kementrian Perindustrian RI mengatakan fashion menyumbang PDB (Pendapatan Domestik Bruto) kedua terbesar setelah sektor kuliner. Usaha yang berpengaruh salah satunya yaitu bisnis Clothing Line, yang memproduksi pakaian dan perlengkapannya ditujukan untuk masing – masing individu. Sebenarnya fenomena clothing line dan produk sepatu lokal sudah ada sejak dulu. Pada tahun 1990an sudah bermunculan beberapa brand clothing line dan membentuk sebuah toko atau biasa disebut distro. Begitu pula dengan produk sepatu lokal. Keberadaannya sudah ada sejak lama. Namun, dikarenakan keterbatasan promosi dan daya saing yang tertinggal dari produk – produk luar negeri maka produk lokal tidak begitu dilihat dan menjadi pilihan masyarakat pada saat itu serta tidak sebesar sekarang.

Istilah clothing label dan distro ini berkembang menjadi suatu katagori tersendiri karena adanya aliran serta karakter yang mampu membedakan mereka dengan yang lain. Diantaranya adalah konsep yang jelas dari sisi desain, kemudian adanya sisi ekslusivitas dari sisi produksi, dimana setiap desain untuk satu produk dibuat hanya dalam jumlah terbatas. Dengan jumlah yang sedikit inilah justru akhirnya membedakan clothing label dengan produk yang lain. Selain itu juga faktor pembeda yang penting adalah kentalnya hubungan antara clothing atau distro ini dengan komunitas lokal sebagai roots mereka. Dalam kurun waktu kurang lebih satu dekade yaitu antara 1996 hingga 2006 distro dan 2 brand-brand lokal ini sudah sangat banyak bermunculan dimana-mana tidak hanya di kota Bandung saja tapi hampir diseluruh kota besar di Indonesia.

Pada umumnya penggagas brand lokal ini adalah anak-anak muda kreatif, dan mulai ramai ketika clothing lokal banyak bermunculan dan menawarkan sesuatu yang berbeda, di dalamnya akan selalu ada idealisme D.I.Y atau Do It Yourself. Untuk istilah clothing lokal dimulai dengan berdirinya 347 boardier.co pada tahun 1996. Tidak hanya 347, masih ada juga clothing lain yang bisa dianggap sebagai para penggagas awal bermunculnya brand-brand lokal di Bandung diantaranya Ouval, Research, Airplane, Hrder, No Lables (NL’s). Dan bermunculnya brand-brand lokal ini berbuah menjadi lokomotif “reformasi” bisnis konveksi, meskipun di Indonesia banyak merk pakaian atau fashion lokal yang telah berada di mana-mana akan tetapi istilah clothing dan distro itu baru di kenal setelah brand-brand diatas bermunculan. Dan yang menarik untuk dilihat adalah bagaimana setiap clothing ini bisa bertahan dengan konsep atau temanya masing-masing. Untuk clothing “senior” seperti 347, Ouval dan sebaginya mereka sudah kokoh baik dari segi tema yang diusung dan tampilan visul pada setiap produknya yang semakin berkembang. Setiap clothing selalu berusaha untuk menampilkan tema yang unik dan berbeda. Secara keseluruhan pada produk-produk clothing terkadang bermacam-macam unsur visual yang pada akhirnya mencirikan identitas dari clothing tertentu.

Salah satu Clothing Brand yang mempunyai tema khusus adalah “Don’t Kill My Vibes” yang disebut dengan dk.myvibes. Dk.myvibes merupakan sebuah clothing brand lokal baru di Kota Jakarta. Dk.myvibes sendiri terbentuk mulai dari bulan November 2020. Dk.myvibes didirikan oleh 2 orang bernama Vanyahanandita dan Dety Apriyani. Munculah ide untuk membangun brand clothing sendiri di karenakan kita mempunya hobby yang sama di bidang fashion, terutama mix and match cara berpakaian degan style yang terbilang unik. Beranjak dari ide tersebut, kami mulai berusaha menyusun konsep dan rencana untuk membuat brand clothing Don’t Kill My Vibes. Dk.myvibes merupakan projek kedua yang akhirnya dapat berdiri hingga sekarang. Sebelumnya owner dari dk.myvibes yaitu Vanyahandita sempat menemukan ide untuk membangun brand clothing tersebut berawal dari sebuah pemikiran dimana masyarakat Indonesia banyak yang menyukai di bidang fashion. Setelah desain-desain dirasa cukup matang, akhirnya dk.myvibes memutuskan untuk memproduksi desain tersebut menjadi sebuah produk seperti kemeja oversize. Untuk produksi, dk.myvibes menjalin kerjasama dengan beberapa usaha konveksi di kota Jakarta.

 Berdasarkan latar belakang pembentukan nama Don’t Kill My Vibes merupakan sebuah konsep ingin mengenalkan kepada para calon konsumen “seperti ini selera saya, inilah vibes saya” (Everyone has their own uniqueness in their own way. Just be true with yourself. Keep going and tell them. “DON’T KILL MY VIBES).  Logo dari Dk.myvibes adalah sebagai berikut:

Gambar 1. Logo Don’t Kill My Vibes

Melihat fenomena tersebut, dapat diketahui bahwa brand mempunyai peranan yang sangat penting. Untuk membangun suatu brand dk.vibes menjadi brand yang kuat dan dapat dipercaya masyarakat bukanlah hal yang mudah. Dibutuhkan waktu dan strategi yang baik untuk mengukuhkan suatu brand di tengah masyarakat. Logo Brand Don’t Kill My Vibes merupakan brand yang bukan sekedar identity tetapi Brand yang memberikan added-value untuk sebuah produk. Dengan demikian Brand Don’t Kill My Vibes dalam konteks ini dapatlah didefinisikan sebagai sekumpulan assets (dan liabilities) yang berkaitan dengan sebuah nama atau symbol yang memberi nilai tambah bagi produk untuk perusahaan Clothing Brand Don’t Kill My Vibes.

Tujuan Project. Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dijelaskan, maka tujuan project ini adalah sebagai berikut:

  1. Untuk memberitahu informasi terkait brand local terbaru di Kota Jakarta.
  2. Untuk megetahui strategi marketing brand dk.myvibes
  3. Untuk membina citra, yaitu dengan memberikan keyakinan, jaminan kualitas serta pretise tertentu pada konsumen.
  4. Sebagai identitas, yang bermanfaat dalam differensiasi atau membedakan produk suatu perusahaan dengan produk pesaing.

 

 

Target Market. Dengan menerapkan target pasar, perusahaan bisa mengembangkan posisi produk dan strategi marketing mix (bauran pemasaran) untuk masing-masing target pasar yang berkaitan. Manfaat utarget pasar sangat bermanfaat terutama dalam hal berikut ini:

  1. Penyesuaian produk dan strategi bauran pemasaran (marketing mix) yang dilakukan dengan target pasar lebih mudah.
  1. Pengembang posisi produk dan strategi bauran pemasaran.
  2. Dengan menjalankan identifikasi pada pasar yang akan dilayani dengan efektif, maka perusahaan dapat berada di posisi yang lebih baik.
  3. Mengantisipasi adanya persaingan
  4. Pemakaian sumber perusahaan yang terbatas secara efisien dan efektif.
  5. Menargetkan peluang pasar yang lebih luas.

Ada beberapa jenis strategi target pasar, yaitu :

  1. Undifferentiated marketing (atau mass marketing) Dengan menggunakan strategi ini, perusahaan memutuskan untuk mengabaikan perbedaan segmen pasar dan memenuhi keseluruhan pasar dengan satu tawaran. Maksudnya, strategi lebih difokuskan kepada kebutuhan konsumen pada umumnya daripada yang lain.
  2. Differentiated marketing Strategi ini digunakan perusahaan untuk menargetkan beberapa segmen pasar dan mendesain tawaran yang terpisah kepada setiap segmen pasar. Dengan menawarkan berbagai variasi produk dan pemasaran ke dalam segmen, perusahaan berharap untuk penjualan yang lebih tinggi dan posisi yang lebih kuat dalam setiap segmen pasar.
  3. Concentrated ( niche ) marketing Adalah strategi yang hanya fokus memasarkan produknya pada satu atau beberapa kelompok pembeli saja, sehingga pemasaran produk hanya ditujukan kepada kelompok pembeli yang paling berpotensi. Dengan fokus pada kelompok tertentu, perusahaan berusaha memberikan produk yang terbaik bagi target pasar mereka. Selain itu, perusahaan lebih hemat biaya baik produksi, distribusi, maupun promosi, sebab semuanya hanya fokus pada satu atau dua kelompok saja.
  4. Micromarketing Dalam strategi ini perusahaan menghasilkan produk untuk menyesuaikan spesifik individu (individual marketing) dan lokasi tertentu (local marketing)

Untuk menentukan target pasar, perusahaan harus menilai berbagai segmen dengan teliti yang nantinya ditentukan berapa ukuran segmen juga segmen mana yang akan dimasuki perusahaan. Pemilihan segmen yang terlalu sempit dapat mengakibatkan kegagalan dalam mencapai volume penjualan dan laba yang diinginkan. Begitu sebaliknya, apabila segmen terlalu luas maka akan mengakibatkan biaya melebihi kenaikan penjualan dan laba.

Maka dari itu target market project brand dk.myvibes yaitu anak muda yg menyukai di bidang fashion, baik laki-laki dan wanita  yang senang berpakain modis. Untuk size nya sendiri “Oversize” dimana target nya bisa untuk siapapun.

 

Tools / Media Marketing

Marketing tools adalah alat yang digunakan oleh perusahaan atau bisnis untuk mengembangkan porduk dan layanan mereka. Pada konteks ini, kata “tools” dimaksudkan sebagai teknik, strategi, dan material.

Sebagian besar bisnis menggunakan beberapa marketing tools yang berbeda, seperti periklanan, direct mail, dan riset pasar yang bertujuan untuk meningkatkan penjualan mereka. Dan kebanyakan perusahaan juga memiliki berbagai macam alat pemasaran yang mereka gunakan. Beberapa diantaranya secara khusus dimaksudkan untuk meningkatkan penjualan, sementara itu tak sedikit yang berfokus mengumpulkan data konsumen. Tidak ada yang salah dari kedua tujuan ini, karena memang nantinya data yang dimiliki perusahaan dapat digunakan untuk menentukan strategi agar penjualan meningkat.

Di era zaman modern ini sangat penting kiranya untuk mengetahui tools mana yang paling tepat untuk bisnis Anda. Dengan kata lain, tools yang di inginkan harus bisa mendukung untuk mencapai tujuan utama bisnis itu sendiri. Dan yang terjadi umumnya adalah kebanyakan orang menggunakan beberapa marketing tools pada waktu yang sama.   Maka dari itu tools atau media marketing yang digunakan dalam brand dk.myvibes ini adalah:

  1. Instagram

Gambar 2. Instagram Resmi Dk.myvibes

Memasarkan produk T-shirt melalui sosial media Instagram dengan membuat account instagram resmi d.k.myvibes. Serta mengikut sertakan teman-teman yang sering take a selfie dengan menggunakan T-shirt d.k.myvibes lalu mention @d.k.myvibes.

Kesimpulan. Berdasarkan analisa dan pembahasan yang telah dilakukan, maka dapat diambil kesimpulan bahwa dengan maraknya perkembangan industri fashion terus mengalami peningkatan sehingga menghasilkan trendmode dan gaya. Industri fashion yang terus berkembang membuat pengusaha untuk bersaing menciptakan sesuatu yang baru dan terkini untuk diproduksi, dipamerkan, dan dipasarkan pada masyarakat. Saat ini persaingan bisnis fashion sangat ketat dengan semakin bertambah banyak merek-merek yang bermunculan baik dalam negeri maupun luar negeri. Ditambah 4 lagi dengan adanya perkembangan dibidang teknologi yang memunculkan toko fashion online. Dimana produsen menjual produk pakaian melalui online yang mengikuti pola belanja konsumen saat ini.

Fashion memang tak memiliki aturan yang membatasi. Fashion adalah bagaimana cara seseorang mengekspresikan diri mereka dan merasa nyaman saat menggunakannya. Tapi akhir-akhir ini, muncul tren fashion unik yang tak pernah mencuri perhatian sebelumnya. Fashion di Indonesia tidak bisa dipungkiri terpengaruh oleh negara barat seperti Amerika. Namun, beberapa tahun belakangan ini fashion di negara – negara Asia sudah mulai menunjukkan identitasnya sendiri dengan menujukkan karakternya. Maka dari itu Clothing Brand yang mempunyai tema khusus adalah “Don’t Kill My Vibes” yang disebut dengan dk.myvibes terbentuk. Owner merasa lebih tertarik dengan fashion yang santai tetapi dengan model yang tidak biasa atau unik agar terlihat trendy atau stylish, terutama untuk menunjang kegiatan sehari – hari. Selain itu desain serta motif yang menarik dan pemilihan warna menjadi salah satu faktor sebuah produk fashion dk.myvibes menjadi diminati oleh anak muda.