Projek Branding: “ARBEITTA PROJECT”

Brand “ARBEITTA PROJECT: Your Daily Workwear Ideas” Oleh Christina Tjandrawira, Mahasiswi Master of Strategic Marketing Communication Program Studi Magister Ilmu Komunikasi-BINUS Graduate Program, Dosen Pembina: Dr. Muhammad Aras, S. Pd., M. Si. & Tim Pengajar

Latar Belakang Project

Ditinjau dari Badan Pusat Statistik (BPS) pada Juni 2020 lalu, proporsi pekerja perempuan terhadap pekerja laki-laki cukup bersaing, dengan jumlah pekerja perempuan unggul di sektor jasa. Dominasinya mencapai 58,04% dibanding pekerja tenaga usaha jasa laki-laki. Laporan Badan Pusat Statistik (BPS) juga mencatat terjadi pertumbuhan jumlah tenaga kerja perempuan dari 2018 ke 2019, di mana pada 2018 tercatat 47,95 juta orang perempuan yang bekerja. Sebanyak 21,66% perempuan terjun sebagai tenaga kepemimpinan dan ketetalaksanaan pada 2019.

Di samping itu, BPS mencatat pula bahwa tingkat partisipasi angkatan kerja (TPAK) wanita di Indonesia bertambah selama masa COVID-19 pada 2020. TPAK wanita naik 0.24% menjadi 67,77% dibandingkan tahun 2019 yakni sebesar 67,53%. Artinya, di tengah Covid-19 ini, para perempuan yang tadinya tidak bekerja dan bukan angkatan kerja, sekarang masuk ke dunia kerja. Melihat data tersebut, dapat disimpulkan bahwa pekerja wanita mengalami peningkatan di Indonesia. Semakin banyaknya jumlah pekerja wanita di Indonesia secara otomatis juga membuka kesempatan lebih lebar bagi para pelaku usaha yang menargetkan perempuan bekerja sebagai marketnya.

Salah satu model usaha yang berpeluang baik di 2021 adalah bisnis pakaian (ccnindonesia.com, 2021) khususnya bisnis pakaian online. Bisnis pakaian online banyak diminati konsumen pada 2021 ini, sebab masyarakat masih menahan diri untuk mendatangi keramaian termasuk pusat perbelanjaan atau mal. Setelah corona berakhir pun, dengan kemudahan penjualan via online, masyarakat akan tetap meneruskan kebiasaan mereka untuk berbelanja online. Branding adalah nama, istilah, tanda, simbol, atau rancangan, atau kombinasi dari semuanya, yang dimaksudkan untuk mengidentifikasikan barang atau jasa atau kelompok penjual dan untuk mendiferensiasikannya (membedakan) dari barang atau jasa pesaing (Kotler, 2009: 332). Dari adanya peluang sebagaimana disebutkan di atas, penulis tertarik untuk membangun sebuah brand pakaian wanita dengan target utama wanita muslim yang bekerja. Produk yang akan dipasarkan berupa pakaian bekerja untuk wanita, baik atasan maupun bawahan.

Berdasarkan data World Population Review, jumlah penduduk muslim di tanah air pada 2020 mencapai 229 juta jiwa atau 87,2% dari total penduduk 273,5 juta jiwa (industry.co, 2020). Melihat besarnya jumlah penduduk muslim di Indonesia, penulis berniat menargetkan seluruh wanita Indonesia yang bekerja, namun cukup terfokus pada muslimah. Jenis pakaian yang dimaksud adalah pakaian bekerja dengan model tertutup namun tetap elegan dan feminin. Untuk memperkuat elegansi dari model pakaian, produk pakaian yang diproduksi akan berfokus pada warna gelap, tanah, atau pastel dengan motif sederhana atau polos sama sekali. Adapun nama brand pakaian bekerja ini adalah Arbeitta yang berarti bekerja dalam Bahasa Jerman. Selain itu, Arbeitta juga melambangkan buah arbei atau red berry yang memberi kesan bold, genuine, elegant, dan feminine dalam produk maupun campaign yang dijalankan.

Tujuan Project

Tujuan dari project ini adalah membuat perencanaan branding sebuah bisnis pakaian wanita bekerja sesuai dengan konsep-konsep branding, serta merealisasikan proses branding tersebut, baik dari segi produksi maupun penjualan. Selain untuk memenuhi mata kuliah Branding in Communication, diharapkan perencanaan branding yang dijabarkan dapat direalisasikan dan dikembangkan sampai seterusnya. Lebih jauh, diharapkan makalah project ini dapat menjadi referensi maupun inspirasi bagi para akademisi maupun praktisi di bidang ilmu komunikasi, serta bagi para pebisnis yang ingin menjalankan strategi branding dalam menjalankan bisnisnya.

Objek Branding/Projek

Elements of Branding

Sebelum memulai bisnis, penting untuk merencanakan elemen branding terlebih dahulu. Beberapa elemen branding yaitu brand identity, brand image, brand positioning, brand personality, brand equity, brand experience, brand differentiation, brand communication, brand gap, dan brand association.

Brand Identity

Identitas brand merupakan cara audiens mengenali sebuah brand. Pada umumnya identitas brand terdiri dari nama, logo, slogan atau tagline, bentuk, warna, suara dan keuntungan yang ditawarkan oleh brand baik rasa, aroma, atau kesan. Berikut penjelasan mengenai brand identity dari brand Arbeitta yang meliputi nama & logo, slogan/tagline, visual, dan value atau keunggulan dari brand Arbeitta:

Nama & Logo

Arbeitta diadaptasi dari kata arbeit yang berarti bekerja dalam Bahasa Jerman. Selain itu, juga melambangkan buah arbei atau red berry yang warna merahnya melambangkan kekuatan, keaslian, elegansi, dan feminitas.

Gambar 1. Nama & Logo Arbeitta.

  • Slogan/Tagline

Dengan tagline “Your Daily Workwear Ideas”, diharapkan dapat menjadi pilihan pakaian bekerja sehari-hari wanita Indonesia

  • Visual

Menggunakan color palette merah, merah muda, abu-abu, dan putih untuk merepresentasikan keberanian, feminitas, dan kemurnian wanita Indonesia.

  • Value: Pursue Your Dreams

Selain sebuah brand, Arbeitta adalah sebuah campaign bagi para perempuan untuk berani mengejar impiannya.

Brand Image

Brand image atau citra merupakan sebuah gagasan tentang bagaimana audiens membayangkan brand tersebut. Brand Arbeitta yang merupakan brand pakaian bekerja untuk wanita ini memberikan kesan elegan, kuat, feminin, dan kesederhanaan wanita Indonesia dengan color palette-nya merah, merah muda, abu-abu, dan putih dalam branding di media sosial maupun media lainnya.

Pakaian-pakaian yang diproduksi brand Arbeitta, baik atasan maupun bawahan, berfokus di warna gelap, warna tanah atau terracotta, warna pastel/nude, motif sederhana atau polos, serta tertutup dan elegan, agar sesuai dengan brand image yang diusung oleh brand Arbeitta itu sendiri.

Gambar 2. Karakteristik Produk Brand Arbeitta

Gambar 3. Moodboard Brand Arbeitta di Media Sosial (Instagram)

Brand Personality

Personality dari brand Arbeitta yaitu bold, genuine, elegan, dan feminine, yang mana juga akan dirasakan pengguna pakaian dari brand Arbeitta. Ketika mengenakan pakaian dari Arbeitta, terpancar rasa percaya diri dan kekuatan seorang wanita (bold). Arbeitta adalah brand lokal asli dalam negeri yang cocok digunakan wanita Indonesia (genuine). Elegansi yang modern ketika wanita pekerja kantoran menggunakan pakaian dari Arbeitta (elegant). Kekuatan pada seorang wanita tidak lantas membuatya tak bisa tampil cantik dan feminin. Arbeitta juga memberi sentuhan feminitas dalam produknya.

Brand Equity

Brand equity adalah nilai yang menggambarkan kualitas brand tentang seberapa kuat brand tersebut di pasar, sehingga pemasar harus merencanakan bagaimana membuat brand yang dimilikinya menjadi terkenal dan menjadi top of mind di masyarakat. Ada dua hal yang menjadi kekuatan atau nilai tambah dari brand Arbeitta. Selain sebuah brand, Arbeitta juga merupakan sebuah kampanye bagi para perempuan untuk berani mengejar impiannya. Konten terkait woman support yang bersifat netral akan diangkat di media sosial maupun website Arbeitta. Selain itu, Arbeitta juga menawarkan produk pakaian kerja berkualitas tinggi dengan desain yang elegan dan harga bersahabat. Dengan dua keunggulan tersebut, diharapkan brand Arbeitta dapat menjadi top of mind wanita yang bekerja, khususnya di Indonesia.

Gambar 4.. Brand Equity Arbeitta

Brand Experience

Brand Arbeitta yang merupakan brand pakaian bekerja untuk wanita ini memberikan kesan elegan, kuat, feminin, dan kesederhanaan bagi penggunanya. Pakaian-pakaian yang diproduksi brand Arbeitta, baik atasan maupun bawahan, berfokus di warna gelap, warna tanah atau terracotta, warna pastel/nude, motif sederhana atau polos, serta tertutup dan elegan, agar sesuai dengan kesan yang diberikan kepada konsumen.

Brand Differentiation

Ada beberapa hal yang membedakan brand Arbeitta dengan brand pakaian lainnya, yakni bahwa Arbeitta adalah brand pakaian bekerja khusus wanita, khususnya wanita muslimah. Artinya, niche dari target pasar Arbeitta cukup terperinci. Dengan target yang cukup terperinci tersebut, para audiens tertarget yang mencari pakaian bekerja dapat menjadikan Arbeitta sebagai top of mind.

Brand Communication

Dalam memulai sebuah bisnis dan membangun brand yang kuat, pemasar harus menentukan pesan komunikasi pemasaran yang ingin disampaikan sejak awal. Selain sebuah brand, Arbeitta adalah sebuah campaign bagi para perempuan untuk berani mengejar impiannya. Pesan bahwa wanita bekerja yang kuat juga bisa tampil elegan dan feminin akan difokuskan dalam konten-konten yang dihadirkan pada media promosi brand Arbeitta.

Brand Gap

Brand gap mungkin terjadi, di mana target pasar utama Arbeitta yakni muslimah yang bekerja di Indonesia, dapat mengira bahwa Arbeitta adalah brand yang identik dengan feminisme atau gerakan yang mengajak perempuan Indonesia untuk fokus bekerja dan melupakan kodratnya sebagai wanita. Padahal, faktanya tidak demikian.

Untuk memperkecil munculnya brand gap, semua pakaian yang diproduksi brand Arbeitta bersifat elegan dan tertutup, dengan model pakaian perempuan berhijab. Selain itu, akan dihindari juga kata-kata yang bisa memicu salah paham dan kontroversi. Menghadirkan beberapa kutipan atau konten netral atau bernuansa keagamaan juga bisa menjadi pilihan.

Brand Association

Dalam menjalankan strategi branding, dibutuhkan berbagai macam media untuk menyampaikan pesan demi menjangkau target konsumen yang diinginkan. Media yang digunakan dalam strategi branding Arbeitta adalah media sosial Instagram dan website. Selain itu, juga akan digunakan e-commerce seperti Shopee. Arbeitta juga akan menggunakan influencer yang sesuai dan pendekatan dengan komunitas sebagai strategi brandingnya.

Target Market

            Target market atau target pasar menurut Kotler (2009) adalah usaha untuk memilih satu segmen pasar atau lebih untuk memenuhi kebutuhan segmen pasar yang telah ditentukan. Secara umum, target pasar adalah kelompok konsumen atau pelanggan yang menjadi sasaran bisnis untuk melakukan pendekatan. Dilakukannya target pasar agar kelompok konsumen tersebut membeli produk atau jasa yang ditawarkan. Target market Arbeitta adalah wanita karir, ibu rumah tangga yang bekerja, muslimah yang bekerja, dan fresh graduate berusia 22-35 tahun dengan pendapatan 5-10 juta. Pemilihan target market brand Arbeitta ini berdasarkan pada survei sederhana yang dilakukan melalui Google Form seperti terlihat pada gambar berikut:

Gambar 5. Hasil Survei Target Market Arbeitta

Tools/Media Marketing

Media marketing yang digunakan untuk memasarkan brand Arbeitta adalah media sosial, website, dan e-commerce. Media sosial yang digunakan adalah Instagram (@arbeitta.id), mengingat salah satu karakteristik dari Instagram adalah fokusnya di visual. Arbeitta yang produknya adalah pakaian akan menonjolkan visual pula, karena itulah Instagram merupakan pilihan yang tepat. Untuk website (www.arbeitta.com), akan digunakan domain [.com] karena [.com] adalah domain yang paling familiar dan umum digunakan. Penggunaan [.id] pada id instagram digunakan untuk memperjelas bahwa Arbeitta adalah brand Indonesia. Shopee (Arbeitta Official) menjadi pilihan yang tepat karena Shopee cenderung menjadi pilihan bagi kaum perempuan untuk membeli pakaian. Strategi marketing secara digital ini termasuk di dalamnya paid ads dan influencer marketing. Selain secara digital, branding Arbeitta juga akan menggunakan jalur tradisional, yakni dengan mengikuti event/bazaar, serta bekerjasama dengan komunitas terkait.

Kesimpulan

Dalam membangun sebuah bisnis, dibutuhkan strategi branding agar bisnis dapat berjalan dengan baik dan dengan tepat menemukan pasarnya. Untuk itu, strategi branding maupun marketing harus direncanakan dan dilaksanakan dengan perhitungan yang tepat. Pemaparan strategi berdasarkan tiap elemen branding yang ada diharapkan dapat menjadi pedoman bagi penulis maupun pengusaha bidang pakaian lainnya untuk menjalankan bisnis fashion, baik ketika memulai maupun dalam pengembangannya. Elemen branding maupun strategi marketing adalah hal yang terpisahkan, termasuk di industri bisnis pakaian. Proses branding yang baik akan berpengaruh pada proses marketing, yang juga akan berpengaruh pada penjualan secara keseluruhan. Karena itu, setelah membangun brand dengan mempertimbangkan elemen-elemen di dalamnya, strategi marketing yang matang juga perlu dilaksanakan.

DAFTAR REFERENSI

Anggraeni, A., Rachmanita (2015). Effects of Brand Love, Personality and Image on Word of Mouth; the Case of Local Fashion Brands Among Young Consumers. Procedia – Social and Behavioral Sciences.

Hsiao, S., Wang, Y., Wang, T., Kao, T. (2020). How Social Media Shapes The Fashion Industry: The Spillover Effects Between Private labels and national brands. Industrial Marketing Management.

Kong, H., Witmaier, A., Ko, E. (2021). Sustainability and Social Media Communication: How Consumers Respond to Marketing Efforts of Luxury and Non-Luxury Fashion Brands Journal of Business Research.

Kotler, K. (2009). Manajemen Pemasaran Edisi ketiga belas. Jakarta: Erlangga.

Kotler, P., Keller, K. (2012). Marketing Management. 14th ed. Upper Saddle River. NJ: Prentice Hall.

Sumber Artikel:

https://www.cnnindonesia.com/ekonomi/20210103120221-92-588883/4-usaha-menjanjikan-demi-gemukkan-kantong-di-2021

https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2020/10/14/perempuan-mendominasi-tenaga-kerja-usaha-jasa#

https://economy.okezone.com/read/2020/11/05/320/2304584/wanita-makin-banyak-yang-bekerja-saat-covid-19

https://www.industry.co.id/read/65748/jumlah-penduduk-muslim-indonesia-meningkat-powercommerce-asia-tangkap-peluang-luncurkan-halal-plaza