Cuitan Stephen King tentang Facebook. Global eWOM jadi sentimen negatif?

Cuitan Stephen King pada tanggal 1 Februari 2020 itu, mendorong 250 ribu orang untuk menyukai tweetnya. Seorang sekaliber King, dengan 5,5 juta pengikut di akun resmi Twitter nya, menjadi perhatian khalayak luas yang lebih luas dari jumlah pengikut akun media sosialnya. Cuitan yang kemudian banyak diperbincangkan media massa internasional ini membicarakan tentang keputusan King untuk berhenti menggunakan Facebook. King mengungkapkan alasannya, karena ia tidak percaya Facebook dapat melindungi hal privasi penggunanya, juga karena ia percaya bahwa Facebook membiarkan penyebaran misinformasi.

Jika kita telah dari sisi global marketing komunikasi, Stephen king sebagai orang yang dikenal khalayak ramai menjadi titik sentral perhatian. Ketika menyampaikan pendapat pribadi, bahkan ada nada ajakan tertuju pada public, selebriti menjadi alat efektif dalam mempengaruhi pendapat publik. Ditambah dengan brand Facebook yang menjadi perhatian belakangan ini, menjadikan isu ini semestinya mendapat perhatian lebih dari Facebook agar tidak menjadi krisis komunikasi di kemudian hari.

John Egan dalam bukunya “Marketing Communications” menggarisbawahi bahwa kredibilitas selebriti lah yang menyebabkan adanya hubungan kepercayaan antara apa yang disampaikan selebriti dengan produk/jasa yang dibicarakannya. Terlepas dari motivasi dibelakang layar dari cuitan King ini, Facebook dapat mengambil langkah strategis dengan cepat karena kredibilitas King bukan hanya dipercaya dikalangan pembaca bukunya saja, bahakan banyak pengagum King juga yang hanya terekspos dari budaya pop yang membawa karya tulisan King ke layar lebar.

Dari data yang terlihat di Twitter tercatat 9 ribu komentar yang memberikan respon dari cuitan ini. Fakta ini dapat menhadi pertimbangan dari Facebook untuk memberikan respon resmi sebelum cuitan ini berkembang menjadi sentimen negatif dalam wilayah eWOM. eWOM telah menjadi kajian ilmiah semenjak meningkatnya pengguna internet dan semakin banyak entitas bisnis yang mendulang keuntungan dari pengguna internet di seluruh dunia. Sebuah tinjauan literatursistematis dari Prof. HueteAlcocer, Spanyol memaparkan bahwa diskusi ilmiah mengenai eWOM ini telah mengarah pada perubahan perilaku konsumen. Apakah cuitan dari Stephen King dapat mempengaruhi pengikut akun Twitternya meninggalkan Facebook? Apakah Facebook dapat mempergunakan eWOM yang sedang berlangsung di ranah media social ini sebagai peluang atau ancaman? Apakah ada skenario di belakang layar yang membuat Stephen King mengajak publik untuk meninggalkan Facebook?

Pertanyaan-pertanyaan ini adalah sebagian dari kajian di dalam mata kuliah Public Relations and Global Marketing Communications pada program Master of Strategic Marketing Communications di BINUS Graduate Program. Ramuan antara kajian komunikasi terkini, percakapan ilmiah dan referensi valid menjadi kekuatan dari program master yang ditawarkan oleh Bina Nusantara University ini.

Penulis:
Irmawan Rahyadi, PhD.