Batasan dan Hakikat Komunikasi dalam Pembangunan

By Dr. La Mani, S.IP., M.Sc

Komunikasi pembangunan merupakan dua kosakata yang memiliki makna yang berbeda. Apabila kedua kosakata tersebut digabungkan akan menunjukkan posisi saling komplementer. Komunikasi secara sederhana didefinisikan oleh Hovland, Janis dan Kelley mendefinisikan komunikasi sebagai proses melalui dimana (komunikator) menyampaikan stimulus (biasanya dalam bentuk kata-kata) dengan tujuan mengubah atau membentuk perilaku orang lain. Weaver mengemukakan bahwa komunikasi adalah seluruh prosedur melalui mana pikiran sseorang dapat mempengaruhi pikiran orang lainnya (Riswandi, 2009).

Pembangunan adalah suatu proses yang berdimensi jamak yang melibatkan perubahan-perubahan besar dalam struktur sosial, sikap masyarakat, dan kelembagaan nasional, seperti halnya percepatan pertumbuhan ekonomi, pengurangan ketidakmerataan, dan pemberantasan kemiskinan absolut. Pembangunan, intinya harus menampilkan perubahan yang menyeluruh meliputi usaha penyelarasan keseluruhan sistem sosial terhadap kebutuhan dasar dan keinginan-keinginan yang berbeda bagi setiap individu dan kelompok sosial dalam sistem tersebut, berpindah dari suatu kondisi yang dianggap tidak  menyenangkan kepada suatu kondisi yang dianggap lebih baik secara materil dan spiritual (Todaro, 1994).

Komunikasi pembangunan merupakan segala upaya dan cara, serta teknik penyampaian gagasan, dan keterampilan-keterampilan pembangunan yang berasal dari pihak yang memprakarsai pembangunan dan ditujukan kepada masyarakat luas, dengan tujuan agar masyarakat memahami, menerima, dan berpartisipasi dalam melaksanakan gagasan-gagasan yang disampaikan. Sedangkan dalam arti yang luas, komunikasi pembangunann meliputi peran dan fungsi komunikasi (sebagai suatu aktivitas pertukaran pesan secara timbal balik) di antara semua pihak yang terlibat dalam usaha pembangunan, terutama antara masyarakat dengan pemerintah, sejak dari proses perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian terhadap pembangunan (Nasution, 1996).

Secara pragmatis, Quebral merumuskan bahwa “komunikasi pembangunan adalah komunikasi yang dilakukan untuk melaksanakan rencana pembangunan suatu negara”. Dikemukakannya pula bahwa komunikasi pembangunan merupakan salah satu terobosan (break-through) di lingkungan ilmu-ilmu sosial, dan merupakan inovasi yang harus diusahakan agar diketahui orang dan diterima sebelum digunakan. Gomez merumuskan komunikasi pembangunan merupakan disiplin ilmu dan praktikum komunikasi dalam konteks negara-negara sedang berkembang, terutama kegiatan komunikasi untuk perubahan sosial yang berencana. Komunikasi pembangunan dimaksudkan untuk secara sadar meningkatkan pembangunan manusiawi, dan itu berarti komunikasi yang akan menghapuskan kemiskinan, pengangguran, dan ketidakadilan (Nasution, 1996).

Kemudian konteks kebijakan publik dan proyek pembangunan sangat berkaitan dengan komunikasi sebagai penunjang dan pendukung utama bagi keberhasilan pembangunan, demikian sebaliknya kegagalan pembangunan dapat dipicu pula oleh adanya hilang komunikasi dalam aksi tindakan perencanaan dan pelaksanaan pembangunan tersebut. Menurut Colin Fraser dan Sonia Restrepo-Estrada (1998) menyatakan bahwa keberhasilan dan kegagalan dari sebagian besar proyek pembangunan sering ditentukan oleh dua faktor penting, yaitu komunikasi dan keterlibatan masyarakat. Meskipun komunikasi pembangunan baru muncul pada tahun 1960, akan tetapi telah menunjukkan manfaat dan dampak dalam perubahan dan perilaku pembangunan, walaupun perannya masih belum dipahami dan dihargai sebagai bagian penting untuk dimasukkan dalam perencanaan pembangunan (Servaes, 2002).

Teori maupun praktek komunikasi pembangunan pada dasarnya dapat berbentuk transmisi informasi, ide, nilai-nilai, gagasan maupun inovasi melalui diskusi, diseminasi, persuasi, dan edukasi kepada masyarakat sehingga menjadi berdaya dan dalam jangka panjang dapat terhindar dari kemiskinan.

Referensi

Nasution, Z. (2001). Komunikasi Pembangunan, Pengenalan Teori dan Penerapannya. Jakarta: RajaGrafindo Persada.

Riswandi. (2009). Ilmu Komunikasi, Yogyakarta: Graha Ilmu.

Servaes, J. (2002). Communication for Development, Paris: UNESCO.

Todaro, Michael, P. (1994). Pembangunan ekonomi di Dunia Ketiga, Jakarta: Erlangga.

 

 

 

La Mani